Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon, 100 Tahun Sekali
JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru saja selesai menggelar acara jumpa pers terkait fenomena “Gerhana Bulan Langka atau Super Blue Blood Moon” dan juga dampaknya terhadap sejumlah wilayah di Indonesia.
Jumpa pers tersebut digelar di Ruang Media Center, Kantor Pusat BMKG, Jalan Angkasa 1 No 2, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kepala Pusat BMKG Prof. Dr. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D., menjelaskan bahwa Gerhana Bulan merupakan sebuah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga cahaya tersebut tidak sampai ke bulan. Peristiwa tersebut merupakan salah satu akibat dinamismya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan.
Menurut Dwikorita Karnawati, fenomena tersebut biasanya hanya terjadi pada saat memasuki fase purnama. Namun meskipun demikian fenomena tersebut sudah dapat diprediksi sebelumnya. Sedangkan pengertian Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan, sehingga cahaya tidak semuanya sampai ke bumi. Biasanya fenomena ini selalu terjadi pada saat fase bulan baru.
BMKG memprediksi bahwa sepanjang tahun 2018 akan terjadi 5 kali gerhana, masing-masing sebagai berikut:
1. Gerhana Bulan Total (GBT) tanggal 31 Januari 2018 atau Super Blue Blood Moon yang dapat diamati dari Indonesia.
2. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) tanggal 15 Februari 2018, namun tidak dapat diamati dari Indonesia.
3. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) tanggal 13 Juli 2018, namun tidak dapat diamati dari Indonesia.
4. Gerhana Bulan Total (GBT) tanggal 28 Juli 2018 yang dapat diamati dari Indonesia.
5. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) tanggal 11 Agustus 2018, namun tidak dapat diamati dari Indonesia.