Menurut Budi, pendampingan ini dimaksudkan untuk mengubah mindset para petugas di jembatan timbang agar mampu bekerja sesuai dengan SOP yang ada, dan mengurangi terjadi pungutan liar. Dalam aspek SDM, kata Budi, di jembatan timbang itu banyak tenaga honor.
Pihaknya kini tengah melakukan penataan dan peninjauan SDM dari sisi kemampuan, disiplin, dan budaya. Yang tidak mempunyai etos kerja dan kinerja yang baik, kalau tidak sesuai, kata Budi, langsung dikeluarkan dan digantikan dengan SDM yang mempunyai etos kerja.
“Apabila ada petugas dari jembatan timbang yang masih melakukan pungli, saya tidak ada toleransi dan tidak segan untuk langsung memberikan sanksi dan pemutusan kontrak bagi pegawa honor,” tegasnya.
Dirjen Budi menyebut, pada 15 Februari mendatang, pihaknya juga akan mulai kick off melakukan modernisasi jembatan timbang dengan menerapkkan e-tilang. “Setiap pelanggaran overload yang ada di jembatan timbang itu akan kita arahkan dan kita tindak dengan sistem e-tilang,” ujarnya.
Jadi, lanjutnya, tidak ada lagi transaksi pembayaran sidang atau tilang yang diberikan kepada petugas gabungan. Kalau ada pelanggaran tilang, pengemudi dapat menggunakan transfer atau setor melalui ATM atau menggunakan mesin EDC yang ada di jembatan timbang
“Ke depan tidak lagi ada transaksi yang sifatnya cash money di situ. Uang langsung masuk ke akunnya kas negara,” tuturnya.
Selain e-tilang, jelas Budi, di jembatan timbang nantinya mempunyai blue print terkait peningkatan jembatan timbang. “Selain bangunannya, sistemnya, dan performance-nya kita perbaiki dulu, termasuk SDM-nya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga akan mengganti beberapa SDM di jembatan timbang, karena itu adalah penyerahan daerah. Sebelumnya daerah mengelola dengan pendekatan retribusi, sekarang tidak lagi. Ini bagian dari upaya pelayanan kepada masyarakat juga.