Lewat GP3A, Masyarakat Desa Potorono Jaga Lingkungan dan Irigasi
YOGYAKARTA — Masyarakat Desa Potorono, Banguntapan, Bantul masih memegang teguh budaya gotong royong. Hal itu diwujudkan dengan menjaga kondisi lingkungan sekitar secara bersama. Salah satunya dalam menjaga kebersihan saluran irigasi di areal persawahan Dusun Potorono.
Dengan penduduk yang mayoritas berprofesi sebagai petani, warga masyarakat di desa ini memiliki kepentingan dan kesadaran bersama untuk senantiasa menjaga kebersihan saluran irigasi.
Melalui kelompok Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) yang ada, warga secara rutin mengontrol dan membersihkan saluran irigasi sawah setiap dua bulan sekali.
“Warga, mulai dari ibu-ibu hingga bapak-bapak, turun langsung ke sawah melakukan gerakan air irigasi bersih dengan mengambil setiap sampah yang mengotori dan menyumbat saluran saluran air,” ujar Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Potorono, yang membidangi lingkungan, Toriq Fauzi. Ia mengatakan saat ini terdapat 2 kelompok warga yang tergabung dalam GP3A di desa Potorono.
Selain melakukan gerakan air irigasi bersih, warga secara konsisten juga menegakkan peraturan yang melarang setiap warga membuang sampah di sungai, maupun selokan dan saluran-saluran air. Warga yang melanggar ketentuan tersebut diancam dengan hukuman berupa denda dengan nominal uang tertentu.
Berkat upaya ini, kondisi lingkungan desa khususnya sungai maupun saluran air dan irigasi persawahan menjadi selalu terjaga kebersihannya. Sebagai upaya sinkronisiasi kegiatan tersebut, warga juga membentuk kelompok swadaya berupa bank sampah yang menerapkan prinsip 3 R, reuse, reduce dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali/daur ulang sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.