Pedagang di Bali Masih Keluhkan Tingginya Harga Beras
DENPASAR- Kenaikan harga beras yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, dikeluhkan oleh para pemilik warung makan di Kota Denpasar. Mereka harus memutar otak untuk menyiasati penjualan, agar tetap untung di tengah melonjaknya harga kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia tersebut.
Seperti yang dikemukakan oleh Vina, salah seorang pemilik warung nasi yang beralamat di Jalan Gunung Soputan Denpasar. Menurutnya, saat ini harga beras premium kemasan 25 kilogram yang biasa digunakannya naik sekitar Rp2.800, dari harga semula Rp. 232.000 menjadi menjadi Rp260.000.
Ia mengaku tidak pernah menggunakan beras yang dikeluarkan oleh Bulog, meskipun harga jualnya relatif sangat murah dibanding beras jenis lainnya, karena kualitasnya tidak bagus dan cenderung cepat basi jika dimasak.
“Kami biasa menggunakan beras 25 kilogram. Harganya naik juga ternyata. Mau tidak mau kami tetap membelinya”, ucap wanita asli Bondowoso, Jawa Timur, ini saat ditemui di tempat usahanya, Selasa, (16/1/2018).
Meski harga beli beras mengalami kenaikan cukup signifikan, ia mengaku tidak ikut menaikkan harga jual nasi di warungnya, demi tetap menjaga kepercayaan pelanggan, meskipun untung yang diperolehnya menjadi sedikit. Kendati ia tak menaikkan harga setiap porsinya, jumlah pembeli di warungnya juga tetap menurun hingga 30 persen.
“Mungkin masyarakat lebih memilih untuk memasak sendiri di rumah ketimbang beli atau makan di warung, jadinya kunjungan pembeli di warung saya turun”, kata Vina.