BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung melalui PD Kebersihan membangun Tempat Pembuangan Sampah Sementara Terpadu (TPST) dengan memanfaatkan teknologi biodigester, mesin pres, dan tempat pemilahan sampah anorganik di Tegalega, Kota Bandung.
“Fasilitas ini paling canggih, dengan menggunakan mesin pres sehingga sampah yang ada menjadi lebih kering dan tidak terlalu berat,” ujar Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, di saat meresmikan TPST Tegalega, Kota Bandung, Senin (22/1).
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, teknologi tersebut bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Terlebih, hasil dari pemadatan sampah itu akan menghasilkan air yang nantinya dipilih antara dibuang dan dimanfaatkan menjadi gas atau biodigester.
“Nah daripada air itu dibuang dan menjadi bau, lebih baik dimanfaatkan menjadi gas. Sehingga mesin ini lebih ramah lingkungan dan memiliki manfaat yang banyak,” katanya.
Ia berharap, teknologi tersebut dapat dibangun di beberapa titik kota Bandung. Minimal, Kota Bandung memiliki empat TPST untuk menekan volume sampah saat dibuang ke TPA.
Pasalnya, teknologi tersebut dapat menekan volume angkutan sampah ke tempat pembuangan akhir sampah hingga 50 persen.
“Bandung idealnya harus punya empat seperti ini. Tahun ini atau tahun depan Insha Allah terlaksana sehingga sampah di Bandung lebih minim,” kata dia.
Sementara itu, Dirut PD Kebersihan Kota Bandung, Deni Nurdyana mengatakan, teknologi instalasi biodigester di TPST Tegallega diperuntukkan untuk mengelola sampah organik yang masuk sehingga dapat mengurangi sampah yang masuk ke TPA.
TPST Tegallega menampung sampah dari empat kecamatan, yaitu Kecamatan Regol, Sumur Bandung, Lengkong dan Astana Anyar. Kapasitas TPST bisa menampung sampah sebanyak 180 meter kubik per hari atau diperkirakan hampir 10 truk atau 50 ton per hari.