Wacana Pembicaraan Lanjutan “Wanita Penghibur” Korsel Ditolak Jepang

SEOUL – Selasa (9/1/2018) Jepang menyatakan, menolak permintaan Korea Selatan untuk mengambil langkah lebih lanjut membantu wanita penghibur merujuk pada para gadis dan wanita yang dipaksa bekerja di bordil masa perang Jepang.

Isu mengenai keberadaan perempuan penghibur tersebut telah memecah belah kedua negara. Namun Jepang mengklaim persoalan tersebut telah selesai dalam sebuah kesepakatan yang dilakukan di 2015 lalu. Jepang dan Korsel berbagi sejarah pahit pada masa kolonisasi Jepang di 1910-1945.

Namun sekutu Amerika Serikat tersebut merupakan pusat terpenting bagi upaya mengendalikan program nuklir dan misil Korea Utara. Sebuah penyelidikan Korsel yang ditunjuk oleh pemerintah pada bulan lalu menyimpulkan, bahwa perselisihan mengenai wanita penghibur tidak dapat diselesaikan secara mendasar karena tuntutan korban atas kompensasi hukum belum terpenuhi.

Jepang menanggapi kesimpulan itu dengan mengatakan bahwa setiap upaya dari Korsel untuk merevisi kesepakatan 2015, akan membuat hubungan kedua negara menjadi tidak terkendali.

Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha mengatakan, negaranya tidak akan berusaha merundingkan kembali kesepakatan 2015. Meskipun Korsel gagal memenuhi kebutuhan korban dan menyelesaikan perseteruan tersebut. Namun diharapkannya, Jepang akan melakukan upaya lebih lanjut untuk membantu para wanita Korsel mendapatkan kembali kehormatan dan martabat serta menyembuhkan rasa sakit hati para wanita tersebut.

Jepang menolak saran apa pun untuk mengambil langkah memperluas kesepakatan 2015. Dalam kesepakatan tersebut, Jepang meminta maaf kepada korban dan memberikan dana sebesar 1 miliar yen (8,8 juta dolar AS) untuk sebuah lembaga dana demi mendukung kehidupan mereka. (Ant)

Lihat juga...