Anjungan Sumatera Barat TMII Pelepas Rindu pada Kampung Halaman

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Para pembantu raja itu sebut dia, antara lain Tuan Kadi atau menteri agama, Andomo atau menteri keuangan, dan Jabatan Tuan Gadang atau menteri pertahanan.

Menariknya lagi, lanjutnya, cerminan demokrasi terlihat adanya jabatan wakil rakyat. Yakni yang disebut Datuak Bandaro Kuniang, yang bertempat di Limo Kaum.

Di ruangan ini keunikan terlihat nyata, karena para pejabat tampil dalam bentuk boneka-boneka berpakaian tradisional. Busana tradisional yang dikenakan dominan berwarna kuning, putih, hitam, dan merah.

Di arean anjungan Sumatera Barat TMII, juga terdapat sebuah bangunan Balairung. Rumah ini aslinya, kata Leni, dihuni oleh keluarga besar yang dikepalai oleh seorang Ninik Mamak yang bergelar Datuak.

“Balairung ini merupakan tempat musyawarah para Ninik Mamak. Tapi di TMII, Balairung digunakan untuk memamerkan seni budaya dan aktivitas kesenian Sumatera Barat,” jelas Leni.

Menurutnya, Balairung ini tidak pernah sepi dari aktivitas kesenian adat Sumatera Barat. Tampilan seni budaya Minang tak hanya disukai warga aslinya, tapi juga dari daerah lain. Terbukti kata Leni, sepanjang 2017 program kesenian sukses ditampilkan di anjungan ini. Seperti, lomba lagu minang, peragaan upacara adat, parade tari Minang, mahoyak tabuik, hingga pameran UMKM dan kuliner.

Leni juga berharap sinergi dengan managemen TMII dalam ragam event seni budaya lebih ditingkatkan lagi di tahun 2018 ini. Apa pun program kesenian TMII, anjungan Sumatera Barat siap mendukung.

Dia menjelaskan lagi, di area anjungan ini juga terdapat panggung untuk gelaran seni budaya Sumatera Barat, tepat di sebelah kanan Rumah Gadang. Sedangkan sebelah kirinya ada mushola untuk menunaikan shalat lima waktu. Di belakang Rumah Gadang juga tampil sebuah kafetaria yang menyajikan aneka masakan Padang.

Lihat juga...