Anjungan Sumatera Barat TMII Pelepas Rindu pada Kampung Halaman

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Di belakang Rumah Gadang agak ke sebelah barat terdapat sebuah bangunan bergonjong berukuran 5 x 10 meter. “Bangunan ini ruang tunggu VIP, yakni tempat para pejabat daerah dan tamu resmi yang berkunjung ke anjungan Sumatera Barat TMII,” kata Leni.

Staf Promosi Anjungan Sumatera Barat TMII, Leni Febriani. Foto: Sri Sugiarti.

Terkait surau. Dia mengatakan, bahwa pemuda Minang sejak kecil telah terbiasa hidup di surau. Ini tempat perantauannya yang pertama sebelum mereka melangkah ke tempat yang lebih jauh. Namun dimanapun mereka berada, selalu rindu kampungnya.

Mereka kerap bertandang bersama keluarganya ke anjungan Sumatera Barat TMII, hanya sekedar untuk melepas kangen dengan menyaksikan gelaran seni budaya. Di anjungan ini pula mereka bisa bertemu dengan masyarakat Minang lainnya dan saling bersenda gurau.

Anjungan ini lanjut dia, tak pernah sepi pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Kalau hari biasa tercatat sekitar 300-an setiap harinya. Tapi dominan turis dari negara Malaysia, Jepang, Thailand, India, Thaiwan, China, Rusia, Ceko, Denmark, Rumania, dan negara Eropa.

Para turis tertarik pada keunikan bangunan Rumah Gadang dan Balairung yang berfilosofi budayanya tergambar dari warna yang dipakai dalam menghidupkan ukiran bangunan tersebut. Yaitu warna merah dan coklat yang divariasikan warna lain di setiap ukiran.

Adapun motif dasar ukiran adalah berbentuk binatang, tumbuhan, dan alam dengan variasi warna merah, coklat serta lainnya menampakkan seperti benda sebenarnya.

“Saking kagumnya mereka bilang beautiful amazing Sumatera Barat,” kata Leni menirukan ucapan para turis.

Lihat juga...