Nelayan di Lamsel Enggan Ikuti Asuransi

Editor: Satmoko

Dwi Jatmiko, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Selatan [Foto: Henk Widi]
“Sosialisasi tentang persyaratan dan bagaimana membayar premi sudah dilakukan, namun tetap ada nelayan yang enggan membuat asuransi,” beber Dwi Jatmiko.

Keberadaan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) disebutnya sekaligus menjadi sarana untuk mendapatkan bantuan dari KKP. Saat ini dari beberapa titik kampung nelayan di Lampung Selatan, sebagian sudah mendapatkan bantuan. Bantuan dari KKP di antaranya berupa permodalan alat tangkap, permodalan sarana budidaya dan juga pengembangan bibit.

Bantuan permodalan alat tangkap yang diberikan di antaranya berupa kapal tangkap ikan di wilayah Rangai, Kalianda, Rajabasa dan Bakauheni. Selain itu pengembangan keramba jaring apung dari Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Bantuan tersebut untuk pembudidaya ikan kerapu di Ketapang yang menggunakan keramba jaring apung (KJA).

Ia menyebut, potensi perikanan tangkap dan budidaya di Lampung Selatan tersebar di pantai barat dan timur. Pengembangan perikanan tangkap dan budidaya  bertujuan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Selain pengembangan perikanan tangkap sektor kelautan yang tengah digalakkan berupa pengembangan kerang hijau dan rumput laut.

Sejumlah perahu tradisional milik nelayan di Dermaga Muara Piluk Bakauheni [Foto: Henk Widi]
“Budidaya kerang hijau dikembangkan di perairan Ketapang, sementara rumput laut di perairan yang sama dengan sistem kultur jaringan,” beber Dwi Jatmiko.

Lihat juga...