Pemanfaatan Bio Gas dan Pupuk Organik Kurangi Limbah Peternakan Pedesaan
Editor: Irvan Syafari
LAMPUNG — Sektor pertanian yang masih terbuka lebar peluangnya di wilayah pedesaan membuat warga mengintegrasikan dengan usaha peternakan dengan pertanian. Caranya melalui pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak dan sebaliknya, limbah kotoran ternak dimanfaatkan sebagai pupuk kandang.
Suyanto (44), salah satu petani peternak di Dusun Karanganyar Desa Klaten, pemilik empat ekor sapi peranakan ongole (PO) memanfaatkan limbah ternak miliknya untuk bahan baku instalasi bio gas. Kotoran ternak yang sudah terfermentasi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk setelah gas amoniaknya berkurang.
Awalnya ia tidak tertarik dalam pemanfaatan bio gas berbahan baku kotoran ternak, meski diakuinya dari usaha ternak sapi miliknya berimbas pencemaran udara, air dan bahkan kotoran yang tercecer di halaman belakang rumahnya.
Berkat adanya bantuan instalasi bio gas lengkap dengan proses pembuatan, ia bisa merasakan dampak positif pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi miliknya.
“Siklus ketergantungan ternak pada limbah pertanian berupa tebon atau batang jagung,jerami padi, rumput gajah membuat saya harus memanfaatkan kotoran ternak untuk penambah kesuburan tanah. Namun tanpa adanya pengolahan kerap pupuk kandang tidak maksimal sehingga harus diproses melalui biodigester dan menjadi bio gas,” tutur Suyanto saat dikonfirmasi Cendana News, Kamis (1/2/2018)
Pembuatan kandang yang dirancang dengan lokasi pembuangan kotoran langsung ke bak penampungan membuat kandang selalu bersih dan aroma tidak sedap sekaligus pencemaran air tak lagi merugikan warga sekitar.
Dengan pemanfaatan air seni dan kotoran ternak sapi tersebut, Suyanto bisa memperoleh pupuk kandang yang lebih bagus sehingga bisa langsung diaplikasikan ke lahan pertanian.