Penggunaan Premium di Sulut, Turun
MANADO – Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Unit Manager Communication and CSR MOR VII PT Pertamina (Persero), Roby Hervindo mengatakan, realisasi premium di Sulut pada 2017 sebesar 171.512 kilo liter. Jumlah tersebut menurun 38 persen jika dibandingkan dengan 2016 yang berjumlah 274.489 kilo liter.
“Penurunan tersebut karena masyarakat telah banyak yang beralih ke BBM yang oktannya lebih tinggi dibandingkan premium,” kata Roby, Senin.
Menurunnya penggunaan premium, katanya, karena masyarakat banyak yang beralih menggunakan pertalite yang kadar Research Octant Number (RON) 90.
Peluncuran Pertalite merupakan proses transisi dari BBM RON 88 ke RON 92, seperti yang direkomendasikan Tim Reformasi dari Kementerian ESDM. Salah satu keunggulannya adalah, Pertalite lebih bersih dari Premium.
Spesifikasi Pertalite diklaim lebih tinggi dari spesifikasi kandungan sulfur dan stabilitas oksidasi yang diterapkan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2013.
Bila Reaserch Octane Number (RON) 90 yang ditetapkan Ditjen Migas memiliki kandungan sulfur maksimal 0,05 persen dengan stabilitas oksidasi minimal 360 menit, maka kandungan sulfur Pertalite sangat rendah yakni 0,018 persen, dengan stabilitas oksidasi mencapai 480 menit.
Selain itu, katanya, Pertalite memiliki keunggulan dari sisi harga. Pertalite dengan kadar RON 90 lebih tinggi dari premium RON 88, namun harganya lebih rendah ketimbang Pertamax.
Pertamina memberikan pilihan kepada para konsumennya untuk dapat menyesuaikan kebutuhan bahan bakar yang baik bagi kendaraan mereka. (Ant)