Potensi Geothermal di Sumbar Belum Tereksplorasi Maksimal
Editor: Mahadeva WS
PADANG – Potensi panas bumi atau geothermal di Sumatera Barat (Sumbar) masih belum termanfaatkan dengan optimal. Tercatat ada 16 titik potensi geothermal yang tersebar di berbagai daerah di Sumbar.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebut, potensi panas bumi tersebut bisa dimanfaatkan untuk energi pembangkit listrik. Diharapkan hal tersebut bisa direspon oleh pemerintah pusat. Diharapkannya, anggota DPR RI dari Komisi VII bisa membantu menyampaikan potensi tersebut kepada pemerintah pusat.
Sampai saat ini hanya sebagian kecil potensi geothermal yang bisa terkelola. Tercatat geothermal di Kabupaten Solok Selatan dan kabupaten Solok yang sudah bisa dimanfaatkan keberadaannya. “Kebanyakan potensi geothermal yang ini berada di daerah kawasan hutan lindung. Setidaknya ada sekira 60 persen keberadaan potensi geothermal di Sumbar ini, di hutan lindung,” kata Irwan, Senin (19/2/2018).
Di Sumbar, pembangkit listrik yang ada saat ini baru Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Keberadaa PLTA di Sumbar ada di Maninjau dan Singkarak. Pembangkit listrik lain yang ada adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH). Keberadaan pembakit listrik dengan tenaga air tersebut memanfaatkan potensi sungai di Sumbar terbilang cukup banyak.
Meskipun listrik di Sumbar terbilang produksinya surplus, dari catatan Irwan masih ada daerah yang mengalami kekurangan listrik. Daerah yang tercatat belum maksimal pasokan listriknya ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
“Dari kebutuhan listrik di Sumbar sebesar 460 MegaWatt (MW), saat ini Sumbar punya daya dari seluruh pembangkit sekitar 760 MW. Artinya, kondisi ini membuat kita surplus sebesar 300 MW,” jelasnya.