Rehabilitasi Dermaga Tambat, Gerakkan Mobilitas Warga Pulau Rimau Balak
Editor: Satmoko
LAMPUNG – Puluhan tahun tinggal di Pulau Rimau Balak, warga Desa Sumur Kecamatan Ketapang, masih memanfaatkan dermaga tambat terbuat dari kayu dan bambu. Berbagai usulan untuk perbaikan dermaga tambat ke pemerintah desa sejak tahun 2011 akhirnya baru terealisasi pada tahun 2016.
Menurut Suhendra, Kepala Dusun Pulau Rimau Balak yang ada di kampung Buah Berak, dermaga tambat yang dibuat merupakan realisasi program pembangunan bersumber dari dana desa (DD).
Rehabilitasi dermaga tambat sekaligus menjawab kesulitan masyarakat yang selama ini harus membuat tambatan pada pohon bakau. Selain kapasitas tambatan perahu yang terbatas sebelumnya kerap rusak akibat terjangan gelombang. Tambatan perahu diakui Suhendra dari semula hanya selebar 1 meter dan panjang 10 meter ditingkatkan menjadi 1,5 meter dan panjang 20 meter.
“Awalnya masyarakat nelayan dan pekebun di Pulau Rimau Balak kesulitan untuk mendistribusikan barang karena dermaga tambat hanya terbuat dari bambu dan kayu. Namun sekarang dibuat semi permanen dengan konstruksi lebih kuat,” beber Suhendra, selaku Kepala Dusun Pulau Rimau Balak di kampung Gusung Berak Desa Sumur Kecamatan Ketapang, saat dikonfirmasi Cendana News, baru-baru ini.
Keberadaan dermaga tambat melalui program pembangunan dana desa disebutnya memudahkan nelayan menambatkan perahu dan mengirim hasil tangkapan. Sejumlah petani pekebun penghasil komoditas kelapa, pisang, kakao bahkan bisa lebih mudah mengangkut komoditas tersebut ke daratan pulau Sumatera. Meski masih semi permanen, kondisi tambatan perahu bisa dipergunakan untuk 10 hingga 20 perahu nelayan berukuran 10 hingga 15 meter.