SDN Bertingkat Naikoten Dukung Siswa Berprestasi
Editor: Koko Triarko
KUPANG – Masih duduk di bangku sekolah dasar, Mohamad Irfan Sugeng (10), siswa kelas 4 SDN Bertingkat Naikoten, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bercita-cita tinggi.
Siwa yang pernah meraih juara dua lomba debat bahasa Inggris ini punya cita-cita menjadi presiden. Selain pernah menjuarai lomba debat bahasa Inggris, Sugeng juga berprestasi di kelasnya. “Saya selalu juara satu dari kelas satu sampai sekarang kelas empat,” ujar Sugeng, Kamis (8/2/2018).
Menurut Sugeng, kecintaan pada bahasa Inggris sejak dia masih berumur enam tahun. Saat itu, ibunya yang bekerja di Tour Travel sering membawa rekan kerjanya dari Australia ke rumahnya. Sejak itu, dia selalu diajarkan ibunya untuk belajar bahasa Inggris.
Selain didikan sang ibu, Sugeng juga mengaku selalu dibimbing guru di sekolahnya. “Belajar otodidak saja dari ibu, tidak pernah ikut kursus, semuanya mengalir begitu saja,” katanya.
Dia menambahkan, cita-citanya menjadi Presiden itu karena ketertarikannya pada sosok Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Berbeda dengan Sugeng, salah satu siswi kelas lima SDN Bertingkat Naikoten, Remalia Eklisiawati Bajowanita Latupelisa, juga termasuk siswi berprestasi di sekolahnya.
Remalia pernah menyabet juara satu lomba menulis puisi antarSD di seluruh Provinsi NTT. Atas prestasinya itu, Remalia diutus sekolahnya mengikuti lomba puisi tingkat nasional di Jakarta pada 2017.
“Di Jakarta, saya tidak meraih juara, karena banyak saingan berat,” ujar siswi yang bercita-cita jadi dokter itu.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekokah SDN Bertingkat Naikoten, Saleh Beda S.Pd., mengatakan, sekolah selalu mendukung siswa-sisiwi yang berprestasi dalam bentuk pendampingan sejak siswi itu diketahui berprestasi. Untuk memotivasi siswa agar terus berprestasi, pihak sekolah menentukan guru pembimbing khusus bagi siswa berprestasi.
“Kami selalu memberi surprise bagi siswa yang berprestasi dalam bentuk hadiah uang dan peralatan sekolah. Untuk kelas 6, siswa yang meraih nilai Ujian Nasional tertinggi akan diberi penghargaan dari sekolah,” jelas Saleh.
Untuk mata pelajaran IPA dan Matematika, kata Saleh, sekolah menginventaris siswa sejak duduk di kelas 4. Jika ada siswa yang berprestasi di mata pelajaran itu, maka akan diangkat menjadi duta sekolah.
“Siswa atau siswi yang terpilih menjadi duta itu nantinya akan disiapkan guru khusus untuk mendampinginya sebagai pengajar,” katanya.
Dia menambahkan, dari hasil pendampingan guru khusus, sekolahnya pernah menjadi pilihan provinsi NTT mengirim siswanya mengikuti perlombaan aritmatika di Malaysia pada 2016.
Saat itu, sekolahnya mengutus seorang siswa bernama, Putu Adinarta dan hasilnya Adinarta berhasil menyabet juara 4. “Intinya sekolah selalu memberi motivasi dan bimbingan khusus siswa berprestasi,” pungkas Saleh.