Suka dan Duka Mengajar di Tengah Keterbatasan Fasilitas

Editor: Satmoko

LAMPUNG – Sebuah bangunan permanen dipadu dengan geribik beratapkan asbes berukuran sekitar 5×6 meter tepat berada di tepi jalan penghubung antar-dusun Kelawi Dalam dan Dusun Kayu Tabu.

Bangunan yang dibuat di atas tanah hibah tersebut merupakan Taman Pendidikan Al Quran (TPA) Majelis Al Mutholibin Dusun Pematang Macan Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni.

Menurut Sartini (23), TPA tersebut sudah berdiri sejak belasan tahun silam dan dirinya sudah mengajar sejak tahun 2010. Sebagai seorang guru mengaji, sebutan untuk pendidik anak-anak di TPA, ia mengajar anak-anak di dusun tersebut saat sore hingga malam hari. Pemanfaatan waktu luang pada sore hari sekaligus mendidik anak-anak di dusun terpencil tersebut untuk mengenal dasar ilmu agama Islam.

“Dusun kami berada jauh di pelosok sehingga saya ikut tergerak untuk memberikan bekal ilmu agama dasar kepada anak-anak sejak usia TK hingga SMP, khususnya dalam mempelajari kitab suci Al Quran dan pengetahuan agama,” terang Sartini selaku guru mengaji di Taman Pendidikan Al Quran (TPA) Majlis Al Mutholibin, Dusun Pematang Macan Desa Kelawi, saat ditemui Cendana News, baru-baru ini.

Sartini, pengajar di Taman Pendidikan Al Quran Majelis Al Mutholibin Dusun Pematang Macan Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni Lampung Selatan [Foto: Henk Widi]
Jenjang murid yang belajar di TPA Majelis Al Mutholibin mulai dari murid yang duduk di bangku TK, SD dan SMP. Sebagian murid merupakan anak-anak di dusun tersebut yang dengan kesadaran sendiri dan didorong orang tuanya belajar dasar agama Islam. Sejak beberapa tahun silam jumlah murid di TPA tersebut sekitar 30 murid yang aktif belajar sesusai jenjang usia.

Lihat juga...