Kisah Cinta dan Kesendirian dalam “Love For Sale”

Editor: Irvan Syafari

JAKARTA — Apa rasanya jika sudah berumur dan uban sudah semakin banyak muncul, tapi hidup masih menyendiri? Tentu amat sangat kesepian. Kemudian, seorang temannya akan menikah dan teman-temannya menantang untuk berpasangan, ia tentu berusaha untuk melakukan apapun, meski harus menyewa seorang perempuan yang mau berpura-pura menjadi pasangannya. Demikian yang mengemuka dari film “Love For Sale”.

Film ini diawali dengan adegan Richard Achmad (Gading Marten) yang bangun pagi karena hidup menyendiri sehingga apapun dilakukan sendiri. Membuat kopi sendiri dan memasak mi instan yang mudah dan praktis. Ia hanya ditemani Koelon, seekor kura-kura besar, yang menjadi tempatnya curhat. Ia memang sudah terlalu lama hidup sendiri. Orang-orang pun menjulukinya jomblo akut.

Kemudian, adegan berganti ia menengok percetakannya, tapi ternyata pintunya masih ditutup jadi tentu saja ia marah-marah. Usaha warisan orangtuanya memang harus ia kelola dengan baik agar tetap bisa bertahan dari persaingan usaha di jaman sekarang yang semakin ketat.

Apalagi perkembangan teknologi informasi dengan masyarakat semakin mudah mengakses internet tentu semakin menggusur keberadaan usaha percetakannya.

Sudah siang tapi baru Syamsul (Rukman Rosadi, seorang karyawannya, yang muncul. Tapi tak lama kemudian muncul Raka (Albert Halim) yang ditugaskan membawa kunci kantor tapi berangkatnya telat dengan alasan motornya mogok.

Richard tampaknya tak mau mendengar alasan apapun, motor mogok atau terjebak macet, harus tepat waktu datang ke kantor. Jam delapan masuk kantor, datangnya harus sebelum jam delapan.

Suatu hari seorang temannya, Rudy Jaelani (Rizky Mocil), akan menikah, dan teman-teman nongkrongnya yang biasa nobar sepak bola memberi pertaruhan pada Richard untuk punya pasangan.

Lihat juga...