Maret Ini NTT Diperkirakan Masih Deflasi
KUPANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur, memperkirakan kondisi indeks harga konsumen (IHK) di provinsi ini pada Maret 2018 masih mengalami deflasi.
“Membaiknya kondisi cuaca memasuki bulan Maret berpotensi menurunkan harga komoditas bahan makanan, sehingga diperkirakan NTT masih mengalami deflasi,” kata Kepala BPS NTT, Maritje Pattiwaellapia, di Kupang, Rabu (7/3/2018).
Ia mengatakan, potensi penurunan harga bahan makanan tersebut terutama untuk jenis komoditas khususnya sayur-sayuran, ikan segar, dan bumbu dapur, sehingga berpotensi menurunkan inflasi.
BPS NTT mencatat, pada Februari 2018 indeks harga konsumen di daerah ini mengalami deflasi sebesar 0,15 persen.
Kondisi deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok bahan makanan.
Ia menyebutkan, dua kelompok pengeluaran yang memiliki andil besar terbentuk deflasi itu, yakni bahan makanan sebesar 0,02 persen dan transportasi 1,61 persen.
“Namun, kalau ditelusuri secara ‘year on year’ terhadap Februari 2017, kondisinya terbalik karena saat itu mengalami inflasi,” katanya.
Menurut Maritje, kondisi deflasi pada Februari 2018 itu mencapai angka yang cukup bagus karena menunjukkan bahwa harga-harga masih terjaga terutama bahan makanan.
Kondisi deflasi tersebut, lanjutnya, kemungkinan masih terjadi pada Maret 2018 karena kondisi cuaca yang mulai membaik. “Kita lihat musim sekarang hujan, tapi kembali normal lagi, sehingga banyak komoditas makanan yang mengalami penurunan harga juga, sehingga kalau kita melihat polanya kemungkinan kita masih mengalami deflasi,” katanya lagi.