Saat Pedro Mengawal Pak Harto di Lanud Jatiwangi
Oleh Mahpudi, MT
Dari pusat kota Jatiwangi, rombongan mengarahkan kendaraan ke utara, lalu sampai ke sebuah lapangan udara yang diberi nama Lapangan Udara Sugiri Sukani. Ini bukan lapangan terbang sipil, melainkan sebuah lapangan terbang milik TNI Angkatan Udara. Di sekeliling lapangan terbang masih terhampar luas persawahan. Daerah ini memang ideal untuk jalur lalu lintas penerbangan udara. Tak heran, bila kemudian di bagian lain dari kawasan Kabupaten Majalengka ini, tepatnya di daerah Kertajati, kini tengah dibangun Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
Foto dokumentasi Incognito yang kami bawa memberikan informasi bahwa Pak Harto mengunjungi anak-anak yatim di lapangan udara Jatiwangi. Agak aneh dengan frasa ini : anak yatim di komplek lapangan udara. Hal itu semakin menambah rasa penasaran kami untuk mencari tahu.
Kawasan lapangan udara Sukani bukan kawasan publik, bahkan bisa dibilang, jauh dari perumahan penduduk. Ketika kami tiba di daerah ini, tak mudah menjumpai orang untuk dimintai informasi. Sungguh Allah Maha Baik, usai menunaikan Shalat Jumat di sebuah masjid, tak jauh dari komplek bandara, dalam situasi kebingungan, kami bertemu dengan seorang pria tua, tak jauh dari masjid. Badannya tinggi dengan rambut sudah memutih semua. Tapi, dari wajahnya kami yakini, Dia bukanlah penduduk setempat yang mayoritas suku Sunda.
Pria tua itu terperangah ketika mendengar penjelasan kami. “Mari saya antar,” ujarnya ringkas. Ia meminta seseorang untuk mengeluarkan sepeda motornya dan mengantarkan dirinya berkendara di depan rombongan kami. Berkat pria tua itu, kami jadi tidak perlu repot-repot mengurus birokrasi ketika memasuki kawasan lapangan udara yang dijaga tentara. Rupanya, Ia sangat dikenal dan dihormati oleh petugas di kawasan tersebut.