Tekan Kemiskinan, Menkeu: Banyuwangi Ikon Tata Kelola Pemerintahan
Selain itu, Menkeu mendorong Banyuwangi untuk terus berinovasi menurunkan angka kemiskinan saat ini telah turun drastis hingga satu digit pada angka 8,6 persen dari sebelumnya selalu dua digit.
“Saya melihat Banyuwangi jeli memetakan wilayahnya yang masuk zona kemiskinan tinggi. Lalu dia fokuskan ke daerah itu dan dikeroyok sampai kemiskinan turun. Ada detail bagaimana membantu masyarakat tidak mampu. Ini menggambarkan bahwa peranan daerah itu sangat penting untuk perubahan yang nyata,” ujar Menkeu.
Dia merujuk sejumlah program pengentasan kemiskinan di Banyuwangi, seperti tabungan pelajar, distribusi makanan lansia, dan kreasi ekonomi di kantong kemiskinan.
Sri Mulyani datang ke Banyuwangi, Kamis-Jumat (1-2/3) untuk meninjau persiapan penyambutan delegasi IMF-Bank Dunia dari berbagai negara yang bakal mendarat di kabupaten tersebut pada Oktober mendatang.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih atas berbagai panduan yang diberikan pemerintah pusat.
“Sebenarnya simpel saja, ikuti arah kebijakan pusat. Misalnya, Presiden Jokowi awal-awal dulu bilang, ubahlah paradigma keuangan negara. Dari money follows function ke money follows programme. Fokus kita apa, itu dana digelontorkan. Bukan dibikin rata semua, dinas hanya untuk rutinitas,” ujar Anas.
Dari sana, katanya, kemudian Banyuwangi membuat prioritas-prioritas, seperti pariwisata untuk peningkatan ekonomi.
“Dan itu kemudian kita bersyukur, ternyata dampaknya terasa. Pendapatan per kapita naik 100 persen jadi Rp41,46 juta per orang per tahun pada 2016 lalu, dengan kemiskinan berhasil kita tekan di level 8 persen,” ujar Anas. (Ant)