Tujuh Titik Panas Terdeteksi di Riau
PEKANBARU – Satelit pada Jumat (16/3/2018) mendeteksi ada tujuh titik panas atau “hotspot”, yang menjadi indikasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.
“Paling banyak hotspot di Rokan Hilir sebanyak lima titik,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sukisno, dalam pernyataan pers yang diterima, Jumat.
Pendeteksian tersebut merupakan hasil pencitraan Satelit Terra & Aqua yang terakhir terpantau pada pukul 06.00 WIB. Jumlah “hotspot” mengalami sedikit peningkatan dibandingkan pencitraan satelit pada Kamis petang (15/3), yang saat itu terdeteksi tiga titik panas di Riau.
Selain di Rokan Hilir, “hotspot” juga terdeteksi masing-masing satu titik di Kabupaten Pelalawan dan Kepulauan Meranti.
Sukisno menjelaskan, dari pendeteksian tersebut menunjukkan ada tiga titik yang memiliki tingkat keakuratan di atas 70 persen. Ini artinya, lokasi tersebut terdapat titik api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Dua titik di Rohil, dan satu titik di Pelalawan,” katanya.
Ia mengatakan, masih ada peluang hujan dengan intensitas ringan pada pagi hari di sebagian wilayah Kabupaten Rohil, Kota Dumai, Inhil, dan Kepulauan Meranti. Kondisi ini berlanjut hingga siang hari.
Terhitung sejak 19 Februari hingga 31 Mei 2018, Riau sudah berada pada status Siaga Darurat Karhutla. Pemerintah Provinsi Riau menetapkan kondisi ini karena pada awal tahun 2018 terjadi peningkatan jumlah titik panas dan luas Karhutla yang sangat signifikan. Data terakhir Satgas Karhutla Riau menunjukkan luas lahan yang telah terbakar sejak 14 Januari mencapai sekitar 849,5 hektare (Ha).