Cuaca Ekstrem Rusak Tanaman Padi Penengahan
Editor: Irvan Syafari
LAMPUNG — Cuaca ekstrem di wilayah Lampung Selatan dengan hujan disertai angin berimbas pada lahan sawah, mengakibatkan tanaman padi roboh. Budi Omon, salah satu petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menuturkan, kerusakan tanaman padi akibat hujan dan angin hampir merata di wilayah tersebut.
Dia memastikan kerusakan padi dominan terjadi pada varietas padi Ciherang,Pandan Wangi, IR 64 jumbo dan beberapa jenis padi dengan batang yang tinggi.
Kerusakan tanaman padi disebutnya ditandai dengan robohnya batang padi,sebagian terendam air akibat hujan dan luapan aliran sungai kecil di wilayah tersebut. Imbasnya ia memastikan petani mengalami kesulitan saat melakukan proses pemanenan secara manual dengan sabit dan produksi berkurang 30 persen dibandingkan panen normal. Kesulitan proses pemanenan tersebut diakuinya akibat batang padi roboh berserakan, sehingga petani harus berhati hati agar padi tidak rontok terbuang.
“Saat kondisi cuaca hujan angin dalam sepekan terakhir mengakibatkan tanaman padi roboh,bagi pemilik lahan yang siap panen kerugian bisa diminimalisir dengan cepat melakukan panen sebelum padi terendam air dan berkecambah,” terang Budi Omon saat ditemui Cendana News, Kamis (5/4/2018)
Pemilik padi yang mengalami kerusakan akibat robohnya batang tanaman padi rata rata berusia sekitar 90 hari. Tanaman padi di wilayah biasanya rata rata dipanen pada usia 120 hari, meski sebagian terpaksa dipanen saat usia 110 hari akibat padi roboh.
Pemanenan lebih cepat disebut Budi Omon dilakukan menghindari bulir padi terendam air dan rontok ke sawah. Sebagian pemilik tanaman padi lain bahkan mengalami padi roboh saat padi masih berusia sekitar 80 hari dengan bulir padi masih hijau.