Diprotes Berhari-hari, PM Armenia Akhirnya Mundur
YEREVAN – Perdana Menteri Armenia Serzh Sarksyan mengundurkan diri dari jabatannya, Senin (23/4/2018). Langkah tersebut diambil dengan alasan untuk membantu menjaga perdamaian di negara bekas republik Soviet tersebut.
Keamanan Armenia mengalami masalah, setelah protes jalanan diadakan setiap hari sejak sebelum Dia mengambil jabatan tersebut 17 April lalu. Sebelumnya, Sarksyan, seorang sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, telah menjabat sebagai presiden Armenia selama satu dekade hingga awal bulan ini.
Namun Sarksyan menghadapi tuduhan menginginkan kekuasaan, ketika parlemen memilih Dia untuk mengambil posisi sebagai perdana menteri. Pada Senin (23/4/2018) pagi waktu setempat, tekanan pada pria berusia 63 tahun itu untuk berhenti semakin meningkat tajam.
Bahkan tentara Armenia yang tidak bersenjata bergabung dengan para pemrotes anti-pemerintah di ibu kota Yerevan, yang telah menggelar aksi sejak 13 April. “Saya bersalah. Dalam situasi saat ini ada beberapa solusi, tetapi saya tidak akan memilih salah satu dari mereka. Ini bukan cara saya. Saya mundur dari kepemimpinan negara dan jabatan perdana menteri Armenia,” kata Sarksyan dalam sebuah pernyataan pengunduran diri yang dikeluarkan oleh kantornya.
Di bawah konstitusi yang direvisi, perdana menteri sekarang memegang sebagian besar kekuasaan di negara Kaukasus selatan yang miskin tersebut. Sementara kepresidenan sebagian besar menjadi jabatan seremonial. (Ant)