BANJARMASIN – Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan akan memberlakukan biaya tambat kelotok atau transportasi sungai Martapura, khusus di dermaga siring Piare Tendean.
“Itu kelotok yang ada di dermaga siring Piare Tendean akan kami kenakan biaya tambat, selama ini kan mereka gratisan,” ujar Kedishub Kota Banjarmasin, Ikhwan Nur Kholik, di Banjarmasin, Rabu (4/4/2018).
“Nanti kita buat pos di sana untuk pemungutan retribusi biaya tambat kelotok tersebut,” ujarnya.
Menurut Ikhwan, pemerintah kota tidak akan membebankan tinggi untuk retribusi biaya tambat bagi kelotok yang biasanya untuk transportasi bagi pariwisata susur sungai Martapura itu.
“Paling Rp1 ribu atau Rp2 ribu per sekali tambat, kita rasa tidak membebankan juga,” papar Ikhwan.
Selain akan menerapkan biaya tambat itu, pihaknya juga akan melarang kelotok yang memuat penumpang di atas atap.
“Tapi, ini belum akan kita terapkan dalam waktu dekat, sebab kita akan memberikan contoh dulu bagaimana kelotok yang benar-benar memenuhi standar keamanan untuk wisata,” tuturnya.
Pasalnya, kata dia, standar keamanan transportasi sungai jenis kapal motor kecil di sungai Martapura untuk wisata belum begitu menjamin.
“Lihat saja banyak wisatawan yang duduk di atas atap kapal, padahal tidak ada pagar pengamannya, itu kan sangat bahaya, misalnya ada yang jatuh bagaimana? Kita tidak ingin ada korban jiwa, baru semua sadar,” ujar Ikhwan.
Karena wisata susur sungai Martapura sudah mulai meningkat, ucap dia, tentunya keamanan harus terus ditingkatkan pula, dan ini tanggungjawab pemilik jasa kelotok.
Sebagaimana diketahui juga, Banjarmasin yang sudah menerapkan smart city atau kota pintar berbasis daring, kini juga melengkapi adanya “Go kelotok” layaknya transportasi daring di darat. (Ant)