DPRD: Perlu Solusi Permanen Atasi Pencari Suaka di Rudenim Balikpapan
Editor: Koko Triarko
BALIKPAPAN – Ratusan pencari suaka kembali mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Balikpapan.
Peristiwa tersebut merupakan kelanjutan aksi protes yang telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Mereka menuntut pemerintah Indonesia membebaskannya dari rudenim atau memindahkan ke negara tujuan.
“Mereka kembali mengamuk sejak Jumat malam dan merusak sejumlah fasilitas yang ada di rudenim, seperti 27 CCTV, tembok, pagar, hingga televisi. Kerugian kami taksir mencapai Rp150 juta,” kata Kepala Rudenim Balikpapan, Irham Anwar.
Kasus itu telah dilaporkan kepada polisi. “Laporan pidana sudah kami layangkan ke Polres terkait pidana perusakan,” imbuh dia.
Sampai Senin (23/4/2018) siang, petugas belum berani masuk untuk memastikan kerusakan di dalam rudenim.
Dalam peristiwa itu, diketahui 20 orang terlibat perusakan, 8 di antaranya dituding sebagai pemicu. Rudenim tak mampu mengatasi protes para imigran lantaran hanya memiliki 5 orang petugas dan dibagi 5 grup, dibantu oleh 2 tenaga. “Mereka tentu tak mampu mengatasi hampir 150 orang,” imbuh Irham Anwar.
Sejak 4 tahun terakhir, Rudenim Balikpapan menjadi tempat singgah para imigran dari berbagai negara. Mereka datang secara bergelombang dari Afghanistan, Somalia, Iran dan Philipina. Jumlah mereka terus berkurang setelah rudenim memindahkan ke daerah lain hingga mengembalikan ke negara asal.
Dari keterangan Irham Anwar, dari sekitar 300 pencari suaka di Balikpapan, saat ini tinggal 149 orang yang masih bertahan, karena belum adanya solusi. “Mereka tidak mau sabar menunggu proses pemindahan. Kami sudah kami merencanakan 44 orang ke lokasi lain seperti Batam, Makassar, Tanjungpinang hingga Jakarta,” jelas Irham.