Efisiensi Pakan Ternak, Manfaatkan Limbah Panen Padi

Editor: Satmoko

LAMPUNG – Kebutuhan akan pakan bagi peternak sapi di wilayah Lampung Selatan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi ternak.

Marwanto (40) salah satu pemilik ternak sapi brahman cross dan limousin menyebut memiliki sebanyak 15 ekor sapi dengan sistem kandang. Belasan ekor sapi tersebut lima di antaranya merupakan indukan dan sisanya merupakan anakan. Bisnis menjual anakan sapi diakuinya cukup menjanjikan sehingga kebutuhan pakan juga semakin meningkat.

Dalam setahun ia menyebut sudah menjual sebanyak tiga ekor anakan sapi yang merupakan hasil perkawinan inseminasi buatan (IB). Sumber asupan pakan belasan sapi diakuinya bersumber dari pakan buatan berupa dedak padi, tetes tebu, ampas tahu, ditambah hijauan rumput gajahan.

Pasokan akan kebutuhan pakan buatan didapatnya dari sejumlah pabrik penggilingan padi dengan harga dedak Rp50.000 untuk ukuran 30 kilogram dan Rp50.000 untuk sebanyak 20 kilogram ampas tahu.

Marwanto mengumpulkan jerami untuk tambahan pakan ternak sapi [Foto: Henk Widi]
“Pakan buatan saya kombinasikan dengan nutrisi melalui tambahan suplemen organik cair yang dicampurkan pada pakan dan minuman ternak guna merangsang nafsu makan yang produknya saat ini banyak dijual di toko pertanian,” terang Marwanto salah satu peternak pembibitan sapi limousin dan brahman cross saat ditemui Cendana News, Sabtu (7/4/2018).

Pasokan pakan buatan limbah pabrik penggilingan padi dan tahu tersebut diakuinya bisa dipergunakan selama sepekan. Tambahan suplemen organik cair dengan harga per botol berisi 250 mililiter seharga Rp70.000 ia mengaku mengeluarkan biaya sekitar Rp300.000 per pekan.

Lihat juga...