Pemeriksa Senjata Kimia Segera Dikirim ke Suriah
AMSTERDAM – Pemeriksa dari badan dunia pengawas senjata kimia segera dikirim ke kota Douma di Suriah untuk menyelidiki laporan tentang serangan senjata kimia di daerah tersebut. Badan Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) pada Selasa (10/4/2018) menyebut, serangan kimia di Douma, Suriah menewaskan sekitar 60 orang.
OPCW mendesak, Suriah agar membuat pengaturan yang diperlukan terhadap rencana kedatangan tim pemeriksa tersebut. “Itu bertepatan dengan permintaan Republik Arab Suriah dan Federasi Rusia agar penyelidikan dilakukan terhadap dugaan penggunaan senjata kimia di Douma. Tim sedang bersiap-siap untuk segera dikirim ke Suriah,” kata OPCW dalam pernyataanya.
Dugaan serangan senjata kimia terjadi pada Sabtu (7/4/2018) malam. Serangan mencederai lebih dari 1.000 orang di berbagai tempat di Douma yang merupakan kota di dekat ibu kota negara tersebut, Damaskus.
Sementara itu, pemerintah Suriah dan pendukungnya, Rusia, membantah terjadi penggunaan senjata kimia. Sedangkan sejumlah dokter dan saksi mata mengatakan, para korban serangan di Douma menunjukkan gejala-gejala terkena racun, yang dimungkinkan merupakan zat saraf. Mereka juga melaporkan adanya aroma gas klorin.
OPCW memiliki mandat untuk menyelidiki serangan-serangan senjata kimia di Suriah. Misi pencari fakta yang dijalankannya akan menentukan apakah senjata-senjata terlarang telah digunakan namun tidak akan menentukan siapa yang bertanggung jawab atas penggunaan senjata terlarang.
Amerika Serikat pada Selasa (10/4/2018) akan membawa rancangan resolusi ke ajang pemungutan suara di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa. Rancangan resolusi itu berisi permintaan pembentukan penyelidikan baru untuk mengetahui pihak-pihak yang berada di balik penggunaan senjata kimia secara sistematis di dalam konflik Suriah.