Terasering Penting Diterapkan Lagi di Sikka

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Penerapan terasering pada lahan pertanian di kabupaten Sikka, perlu digalakkan kembali, mengingat hampir semua lahan pertanian, khususnya lahan kering memiliki kemiringan 30 hingga 45 derajat.

“Hampir semua kebun milik petani kita di kabupaten Sikka mulai jarang menggunakan terasering. Padahal, dulu terasering sudah menjadi bagian dari kearifan lokal petani kita dalam mengolah lahan,” sebut Direktur Wahana Tani Mandiri, Carolus Winfridus Keupung, Senin (23/4/2018).

Carolus Winfridus Keupung, Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM). -Foto: Ebed de Rosary

Dikatakan Win, ini yang membuat lahan kebun di kabupaten Sikka yang tandus semakin lama berkurang kesuburannya, akibat humus tanah ikut terbawa air saat terjadi hujan.

“Kami dalam setiap pendampingan selalu mengajarkan petani untuk membuat terasering, di mana di pematang ditanami dengan tanaman seperti Gamal dan juga pepohonan yang bisa bermanfaat,” sebutnya.

Tanaman Gamal, jelas Win, juga bisa dipergunakan sebagai pakan ternak kambing dan daun Gamal juga sangat baik untuk kesuburan tanah. Untuk lahan di ketinggian bisa juga ditanami dengan tanaman pagar yang berumur panjang seperti cengkeh dan kakao.

“Terasering penting untuk mengurangi kecepatan aliran air di permukaan, sehingga daya kikis terhadap tanah dan erosi diperkecil, sekaligus memperbesar peresapan air ke dalam tanah,” terangnya.

Terasering, tambah Win, juga berguna untuk mengendalikan kecepatan arah aliran permukaan menuju ke tempat yang lebih rendah secara aman. Juga untuk mempertahankan kelembaban, meningkatkan kesuburan tanah, memperkuat struktur tanah dan mengurangi keberadaan hama penyakit yang menyerang tanaman.

Lihat juga...