UHO Bangun Kemitraan Pengembangan Keramba Jaring Apung
KENDARI – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara mengembangkan keramba jaring apung berbasis rumpon dasar. Kegiatan tersebut dilakukan secara kemitraan dengan pemerintah daerah setempat.
Keramba apung disebut-sebut dapat meningkatkan produksi budidaya ikan. “Integrasi teknologi keramba jaring apung berbasis rumpon dasar berkontribusi untuk mengoptimalkan nilai produksi budi daya ikan,” kata peneliti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO Laode Abdul Rajab Nadia, di Kendari, Minggu (29/4/2018).
Biaya pengadaan keramba jaring apung berbasis rumpon dasar cukup signifikan mencapai Rp60 juta. Namun investasinya menjanjikan bagi nelayan atau investor yang serius mengembangkan usaha sektor perikanan.
Ada dua komponen utama integrasi teknologi budi daya ikan dalam program tersebut. Yaitu keramba jaring apung sebagai media budi daya ikan, dan rumpon dasar berperan sebagai pemikat ikan atau penghimpun ikan. Keberadaan rumpon berkontribusi 40 persen untuk memenuhi stok pakan ikan yang dipelihara dalam media keramba jaring apung.
“Keunggulan rumpon dasar adalah mampu meminimalkan biaya operasional pakan, sedangkan keramba jaring apung efektif untuk pemanfaatan ruang kawasan budi daya laut,” tambahnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra Askabul Kijo mengatakan, keramba jaring apung berbasis rumpon dasar yang ditawarkan pakar perikanan cocok pada beberapa zona perikanan di daerah ini. “Kabupaten Konawe Selatan yang memiliki Teluk Kolono sedang memprogramkan pengembangan keramba jaring apung berbasis rumpon dasar dan mendapat dukungan dari warga nelayan di daerah tersebut,” kata Askabul.