Akademisi: Kekhawatiran TNI Tangani Terorisme Terlalu Berlebihan
KUPANG — Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad Atang menilai, kekhawatiran pelibatan TNI dalam menangani aksi terorisme terlalu berlebihan.
“Kehadiran TNI dalam penanganan teroris ini tidak bersifat permanen, namun temporal dan tidak perlu dikuatirkan terlalu berlebihan,” kata Ahmad Atang di Kupang, Rabu.
Menurut dia, aksi terorisme yang terjadi akhir-akhir ini telah memakan korban jiwa dengan tewasnya masyarakat.
Selain aksi teroris ini menyasar tempat ibadah dan fasilitas kepolisian negara, dan telah meresahkan masyarakat dan sudah sangat memgganggu keamanan negara. Peristiwa penyerangan terhadap sejumlah rumah ibadah dan markas kepolisan ini telah mengindikasikan bahwa Indonesia sedang terjadi darurat teroris, katanya.
Karena itu, negara berkewajiban menjamin ketertiban dan kenyamanan masyarakat melalui kerja sama lintas sektor untuk membasmi anasir-anasir terorisme.
Dia mengatakan, walaupun ranah pengamanan aksi teroris ada pada kepolisian, namun persoalan ini sudah merupakan kejadian yang luar biasa sehingga kehadiran TNI penting dan dibutuhkan.
Paling tidak, para teroris ini merasa bahwa mereka tidak hanya menghadapi polisi, tetapi juga pasukan elit TNI yang memiliki kemampuan untuk melumpuhkan lawan, serta semua elemen bangsa ini.
“Kita tidak meragukan profesionalitas Polri namun gerakan terorisme tidak dapat dideteksi keberadaannya maka kekuatan TNI sangat penting dalam mendukung kerja-kerja kepolisian tetap diperlukan,” katanya.
Dalam hubungan dengan itu, maka Presiden sebagai panglima tertinggi dapat mengambil langka intruktif agar kepolisian dapat bekerja sama dengan TNI untuk memberantas aksi terorisme.