Blasi Alu, Tarian Pesta Panen Etnis Tana Ai

Editor: Satmoko

MAUMERE – Menari dan mensyukuri hasil panen padi serta jagung selama satu musim panen merupakan sebuah kebiasaan bagi warga etnis Tana Ai yang mendiami wilayah timur kabupaten Sikka yang berbatasan dengan kabupaten Flores Timur.

Biasanya, saat pesta panen selalu digelar tarian Blasi Alu atau Wadong Alu yang merupakan tarian menumbuk padi. Tarian ini dibawakan oleh para perempuan tua. Sambil menari dilantunkan syair-syair adat sebagai ucapan syukur terhadap leluhur serta pengauasa langit dan bumi.

“Tarian ini merupakan tarian adat etnis Tana Ai yang biasa dibawakan saat ritual adat pesta panen, usai panen padi. Blasi atau Wadong artinya menyanyi, membawakan lagu tradisional yang hanya dinyanyikan saat pesta panen. Sementara Alu merupakan alat untuk menumbuk padi,” sebut Yohanes Yan Lewar, Minggu (20/5/2018).

Yohanes Yan Lewar tetua adat atau Marang etnis Tana Ai di desa Kringa kecamatan Talibura.Foto : Ebed de Rosary

Tidak semua perempuan, kata Yan, sapaannya, yang bisa melantunkan syair-syair adat saat menari tersebut. Selain membawakan syair-syair adat, juga saling berbalas pantun dalam bahasa daerah. Tarian ini bisa dibawakan semalam suntuk.

“Dalam menarikannya, para perempuan memakai giring-giring di kaki. Sementara di ujung Alu diikat Lensu warna putih atau sapu tangan sebagai hiasan. Tarian ini biasanya dibawakan oleh 6 sampai 10 perempuan,” ungkapnya.

Moses Boli, tetua adat desa Kringa lainnya menjelaskan, kalau ada kunjungan orang besar (pejabat) tarian ini juga diperbolehkan untuk dipentaskan. Tetapi harus izin tokoh-tokoh adat terlebih dahulu dengan membuat ritual adat guna meminta restu kepada leluhur, Nian Tana Lero Wulan atau penguasa bumi dan langit.

Lihat juga...