Mimpi Masyarakat Desa Bangket Parak Lombok Miliki Bendungan Pertanian
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LOMBOK — Srinate, lelaki paruh baya 60 tahun, petani lahan tadah hujan, Desa Bangket Parak, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat nampak sibuk memasukkan lumpur ke dalam setiap lubang congkelan tanah menggunakan potongan botol plastik air mineral.
Aktivitas tersebut dilakukan sebagai salah satu cara menyiasati kelangkaan ketersediaan air irigasi pertanian untuk menanam tanaman tembakau di areal lahan miliknya.
Dengan cara tersebut lobang tanah congkelan cangkul sebagai tempat menanam bibit tembakau bisa langsung ditanami dan tidak perlu disiram agar tanah gembur, mengingat ketersediaan air terbatas dan banyak embung mulai kering.
“Kalau mau siram areal lahan persawahan pakai air supaya tanah gembur, mau dapat dari mana, embung dan DAM sudah pada kering, makanya memasukkan lumpur sebagai salah satu cara menyiasati,” kata Srinate, ketika ditemui Cendana News, Senin (14/5/2018).
Kalaupun ada beberapa embung warga yang masih memiliki air, debitnya sedikit, jelas tidak mencukupi dan hanya bisa dipakai untuk kebutuhan pemupukan tanaman tembakau dan sedikit pengairan.
Kalau tidak dengan cara seperti itu menyiasati, maka petani Desa Bangket Parak akan sulit bisa menanam tembakau dan cara tersebut sudah biasa dilakukan petani hampir setiap tahunnya.
Sementara untuk kebutuhan pemupukan, petani biasa membeli dari agen yang berkeliling menggunakan mobil pickup, dimana satu tangki bisa dibeli dengan harga 100 ribu rupiah.
“Ini saja sudah tiga bulanan lebih tidak pernah turun hujan, sejak masa panen musim hujan usai dilakukan, makanya air embung dan DAM mulai mengering,” katanya.
Dikatakan, Desa Bangket Parak sendirin termasuk kawasan lahan tadah hujan yang kerap dilanda kekeringan setiap tahun, dengan intensitas hujan lebih sedikit dibandingkan kawasan lain Pulau Lombok bagian selatan.