Mimpi Masyarakat Desa Bangket Parak Lombok Miliki Bendungan Pertanian
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Mimpi Miliki Bendungan Irigasi
Upaya mengatasi kekeringan lahan pertanian bukan tidak pernah dilakukan Srinate bersama masyarakat lain, dengan membendung DAM Ameng secara swadaya sejak tahun 2000, dimana warga difasilitasi camat dan Desa waktu itu secara bergotong royong melakukan urunan dana dan material pembangunan bendungan.
Tapi karena keterbatasan anggaran hasil urunan tidak seberapa ditambah tidak kompaknya semua warga dari desa lain ikut membangun, membuat hasil kerja membendung DAM Ameng tidak seberapa.
Keinginan membendung sebagian besar dari masyarakat Desa Bangket Parak, sementara masyarakat desa tetangga kurang respon, sehingga hasil pembangunan tidak maksimal, belum lagi proses pendangkalan DAM terus terjadi, akibat endapan tanah yang dibawa aliran sungai dari hulu, makanya airnya cepat kering.
“Padahal kalau DAM Ameng bisa dibendung dengan besar dan endapan sedimentasi bisa dikeruk, makan tidak hanya petani Desa Bangket Parak yang akan terdampak kemakmuran air, tapi juga beberapa desa lain seperti Desa Truai, Desa Kidang, Desa Marong dan Desa Bilelando,” katanya.
Dengan kondisi kekeringan yang terus terjadi setiap tahun, Srinate bersama masyarakat lain berharap kepada pemerintah bisa dibangunkan bendungan supaya kebutuhan irigasi pertanian seperti musim kemarau sekarang bisa dipenuhi.
Amaq (bapak) Tunim, petani yang juga Ketua pengumpul dana pembangunan DAM Ameng, Desa Bangket Parak mengenang bagaimana perjuangan dirinya bersama masyarakat mengumpulkan dana secara swadaya demi satu impian memiliki DAM atau bendungan yang bisa menampung air untuk kebutuhan irigasi pertanian.