Mimpi Masyarakat Desa Bangket Parak Lombok Miliki Bendungan Pertanian

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Srinate, petani lahan tadah hujan, Desa Bangket Parak, Kabupaten Lombok Tengah. Foto : Turmuzi

Ia mengenang bagaimana dirinya bersama warga lain setiap kepala keluarga (KK) mengeluarkan uang Rp. 500.000 setiap satu hektar dan batu lima kubik setiap KK, tapi karena dana terkumpul tidak seberapa, hasil pembangunan juga tidak maksimal.

“Terkait kondisi ini Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah pernah menjanjikan untuk dibangunkan, tapi sampai sekarang tidak pernah kunjung terealisasikan, kami merasa tidak pernah diperhatikan,” katanya.

Dikatakan, Kepala Desa yang diharapkan bisa membangunkan melalui Dana Desa, ternyata tidak bisa diharapkan. Padahal kalau saya lihan di televisi pak Presiden pernah bilang, setitik air harus dimanfaatkan sebaik mungkin bagi kebutuhan petani.

Dengan kondisi seperti ini, apakah selama ya kita sebagai petani akan tetap miskin, dilanda kekeringan dan hasil panen diproleh pun tidak mencukupi hingga masa panen tiba, belum lagi kebutuhan anak sekolah.

Tunim pun mengenang bagaimana masa Presiden Soeharto tahun 80-an, dimana petani tidak pernah mengalami kesulitan air seperti sekarang, karena intensitas hujan turun lebih sering sebab hutan tetap terjaga.

“Presiden Soeharto juga memberikan bibit padi berumur pendek secara gratis, tidak harus beli,” katanya.

Lihat juga...