PBB Suarakan Keprihatinan Penangkapan Pegiat Hak Perempuan Saudi
JENEWA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (29/5/2018) menyeru Arab Saudi memberikan informasi tentang pegiat hak perempuan, yang ditangkap menjelang pencabutan pelarangan perempuan mengemudi. Pencabutan larangan tersebut, menjadi bagian dari program reformasi Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan, pemerintah harus memastikan perempuan dan juru kampanye lain dalam tahanan memiliki proses hukum. Tindakan keras terhadap pegiat hak perempuan, hanya beberapa minggu sebelum pencabutan pelarangan yang sangat dinantikan tersebut.
Penangkapan tersebut, menghidupkan kembali keraguan tentang pendekatan Pangeran Mohammed terhadap reformasi di kerajaan tersebut. Hampir puluhan pegiat terkemuka, sebagian besar perempuan, yang bertahun-tahun mendesak reformasi, yang sekarang sedang dilaksanakan, ditangkap.
Hal tersebut menarik keprihatinan, yang jarang muncul dari kantor hak asasi manusia PBB. “Enam wanita dan tiga pria diketahui berada dalam tahanan menghadapi tuduhan yang sangat serius yang dapat menyebabkan hukuman kejam”, kata juru bicara HAM PBB Liz Throssell pada penjelesan singkat Jenewa, Selasa (29/5/2018).
Keberadaan mereka tidak diketahui pasti. Sebagian besar dari mereka hanya diizinkan untuk melakukan satu panggilan telepon ke keluarga mereka sejak mereka ditangkap. “Kami mendesak pihak berwenang Arab Saudi untuk mengungkapkan lokasi mereka, dan memastikan hak mereka untuk menjamin proses hukum,” kata Throssell.
Throssell menyebut, penahanan mereka terkait dengan pekerjaan sebagai pembela hak asasi manusia dan pegiat pada isu perempuan. Para aktivitas tersebut harus segera dibebaskan. “Mereka berhak atas hak perwakilan hukum, untuk mengetahui sifat dari tuduhan terhadap mereka, untuk memiliki akses ke keluarga mereka dan untuk dibawa ke pengadilan yang tidak memihak dalam jangka waktu yang wajar,” tambahnya.