Prosesi Midodareni Sekar Berjalan Lancar
Editor: Satmoko
Ki Saroyo Jati berangkat ngupadi Kembar Mayang dengan menari diiringi Gending Ayak-ayakan. Ki Saroyo Jati tiba di padepokan Ki Wasito Jati yang terletak di pedukuhan Karang Tumaritis dan mengutarakan maksud kedatangannya.
Ki Wasito Jati memang telah mendapatkan wangsit bahwa ada yang ingin meminjam Kembar Mayang.
Kembar Mayang boleh dipinjam dengan syarat: orang tua Calon Pengantin Putri memberikan Catur Wedha kepada Calon Pengantin Pria.
Sesudah dipakai, Kembar Mayang dilarung atau dibuang di perempatan jalan besar. Sebagai imbalannya, Ki Saroyo Jati melagukan tembang Dandang Gula 2 pupuh.
Ki Saroyo Jati kembali menghadap Bapak H. Indra Rukmana sambil menari diiringi Gending Ilir-ilir, diikuti oleh para Widodari dan Widodoro yang membawa Kembar Mayang dan Merak Kinasih.
Kemudian, Bapak H. Indra Rukmana memerintahkan agar Kembar Mayang dan Merak Kinasih dipajang di Pelaminan.
Selanjutnya penyerahan Catur Wedha kepada Bapak H. Indra Rukmana, lalu memberikan wejangan kepada Calon Pengantin Pria melalui pembacaan Catur Wedha, setelah itu Catur Wedha diserahkan kepada Calon Pengantin Pria.
Sementara, Calon Pengantin Putri sudah dipingit, tidak boleh bertemu dengan Calon Pengantin Pria. Bagi rombongan Calon Pengantin Pria yang akan menemui Calon Pengantin Putri, bisa menemuinya di kamar Pengantin.
Lalu ada prosesi Kancing Gelung (Busana Penganten Pria pada saat Akad Nikah) yang diserahkan kepada Bapak Indra Rukmana, selanjutnya diserahkan kepada Calon Pengantin Putri untuk dikenakan besok pada saat acara Akad Nikah.
Kemudian prosesi pemberian angsul-angsul pun tak ketinggalan, merupakan tanda tali asih, oleh-oleh untuk calon besan berupa apa pun sebagai balasan pemberian srah-srahan dan ucapan terima kasih.