Ramadan, Permintaan Kolang-kaling di Agam, Meningkat
AGAM – Sejumlah warga Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang berprofesi sebagai pembudidaya kolang-kaling meraup rezeki saat Ramadan 1439 Hijriyah karena permintaan meningkat.
“Kami membuat penganan dari buah pohon aren tersebut hanya saat Ramadan saja yang penjualannya lumayan laris,” kata seorang warga Nagari Malalak Barat, Nasrul (55) di Agam, Minggu.
Ia menyebutkan penghasilan dari mengolah buah enau tersebut Rp150.000 hingga Rp170.000 per hari dan pengerjaannya juga tidak sulit.
Pembuatan kolang-kaling diawali dengan mengambil buah dari pohonnya kemudian dipisahkan dari arainya.
Setelah terpisah, enau direbus menggunakan drum bekas selama satu jam, lalu diangkat dan dibelah berdasarkan posisi biji enau yang akan diambil.
Setelah dibelah, buah dikeluarkan satu persatu. Pada umumnya satu buah enau terdapat tiga biji yang bisa diambil.
Dalam sehari, Nasrul dapat memproduksi kolang-kaling sekitar 20 sampai 30 liter, tergantung seberapa cepat mengerjakan proses tersebut.
Untuk satu liter enau biasanya dapat dijual dengan harga Rp6.500 hingga Rp7.000 per liter, tergantung pasokannya.
“Jika pasokan banyak harganya dapat turun hingga Rp5.000 per liter,” ujarnya.
Menurut dia, pengerjaan menghasilkan buah enau ini tidak sulit, namun lumayan menyita waktu.
“Pekerjaan ini kami anggap pengisi waktu saat puasa saja sehingga terasa lebih ringan,” katanya.
Warga Malalak lainnya, Eni Yovina yang juga memproduksi kolang- kaling saat Ramadhan mengatakan, penghasilan dari enau tersebut lumayan menjanjikan dan pengerjaannya pun tidak sulit.
“Kalau penghasilannya lumayan untuk belanja saat hari raya Idul Fitri,” katanya. (Ant)