Selama Ramadan, Penjualan Petasan di Baubau Menjamur

Ilustrasi-Foto: Dokumentasi CDN.

BAUBAU – Pedagang petasan dan kembang api musiman di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menjamur saat memasuki bulan suci Ramadan 1439 Hijriah/2018.

Di hari ketiga puasa pada Sabtu, para pedagang ada di hampir setiap titik jalan strategis di daerah itu mulai dari anak-anak hingga orang dewasa menjajakan petasan untuk mengais rezeki.

Salah seorang pedagang, Anto (27), di Baubau mengatakan, usaha berdagang kembang api atau petasan yang dilakoninya hanya saat bulan puasa hingga lebaran Idul Fitri.

“Sejak menjelang bulan Ramadan saya sudah beberapa tahun ini berjualan seperti ini. Untungnya pun lumayan untuk tambahan jajan buat anak-anak,” ujar pria yang dikaruniai empat orang anak ini.

Ia mengatakan, omzet penjualannya berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya. Petasan yang dijualnya tahun ini hanya beromzet kecil karena modal yang dimilikinya juga tidak begitu besar.

“Dulu petasan yang saya jual ada yang harga ratusan hingga jutaan rupiah. Tetapi sekarang karena tidak didukung modal sehingga petasan yang dijual hanya seharga puluhan ribu,” katanya.

Dikatakannya, petasan yang diperdagangkannya beraneka ragam. Harganya pun tergantung pada daya ledakan petasan yang diminati pembeli. “Kalau jenisnya ada juga yang hanya mengeluarkan kembang api tapi tidak bunyi. Dan ada pula petasan yang ledakannya lumayan lantang saat di udara dengan beberapa kali bunyi,” katanya.

Dia juga mengatakan, petasan yang dijajakannya diperoleh dari rekannya dengan harga yang lumayan bisa mendapatkan untung saat dijual.  “Sudah beberapa hari ini penjualan yang hanya dua atau tiga yang laku dalam sehari karena sudah banyak yang menjual barang ini. Berbeda dengan dulu tidak begitu banyak jadi hasilnya juga lumayan,” kata warga Kecamatan Wolio ini. (Ant)

Lihat juga...