Sulit Dapat Pupuk, Suroto Beralih ke Pertanian Organik

Editor: Mahadeva WS

MALANG – Sulitnya mendapatkan pupuk membuat beberapa petani konvensional di Malang beralih ke pertanian organik. Seperti halnya yang dilakukan Suroto, salah satu petani asal  kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Pada saat krisis moneter di medio 1999, Suroto yang masih menjadi petani konvensional kesulitan mendapatkan pupuk. Harga yang didapatkan sangat mahal, dan itupun masih diperparah dengan sulitnya untuk mendapatkan pupuk. Hal tersebut memunculkan ide untuk bertani dengan meninggalkan pupuk kimia.

“Sehingga waktu itu saya kembali menengok ke belakang, dimana orang-orang tua jaman dulu bisa menanam padi tanpa pupuk tapi tetap bisa di panen,” ucapnya kepada Cendana News, Senin (7/5/2018).

Sejak krisis moneter, Suroto bersama lima orang temannya mencoba untuk mencari tahu metode bertani secara organik. Mereka mendatangi sesepuh untuk belajar dan mencari tau apa cara bisa mendapatkan hasil panen yang bagus tanpa penggunaan bahan kimia.

Dari belajar tersebut didapakan pemahaman, tanaman padi pada dasarnya tidak harus dipupuk. Padi sudah mempunyai pupuk sendiri yang utamanya ada di bagian jerami. Selain itu petani juga tidak boleh lepas dari ternak. “Akhirnya saya dan lima orang teman mencoba menanam padi tidak menggunakan bahan kimia tapi hanya menggunakan bahan organik utamanya pada kotoran ternak dan Alhamdulillah gagal. Dari luasan tiga hektar hanya panen dua ton,” sebutnya sambil tersenyum.

Karena mengalami kegagalan, Suroto kemudian kembali lagi mencari pupuk kimia walaupun agak sulit untuk mendapatkannya. Hanya saja pengaplikasian pupuk kimia dikurangi secara bertahap. Dan untuk penggantinya, diberikan pupuk organik. Hal tersebut dilakukan secara bertahap hingga akhirnya sama sekali tidak mempergunakan pupuk kimia.

Lihat juga...