Dikelola Swadaya, Pengembangan Wisata Bukit Cendana Terhambat

Editor: Mahadeva WS

Salah satu kendala terhambatnya pengembangan Bukit Cendana disebabkan karena akses jalan menuju lokasi yang belum beraspal. Sementara, jalan menuju lokasi berupa tanjakan curam berbatu yang menyulitkan kendaraan melintas. “Kalau kita mau mengaspal jalan kita tidak mampu. Tidak memiliki dana. Padahal akses jalan masuk sangat vital mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan,” tandasnya.

Rata-rata kunjungan ke Bukit Cendana pada hari biasa mencapai puluhan orang per hari. Saat liburan, jumlah kunjungan meningkat meski tak terlalu signifikan. Pada libur lebaran terakhir, jumlah pengunjung yang datang mencapai 500 orang selama seminggu terakhir. “Dari jumlah kunjungan memang kalah jauh dibandingkan lokasi wisata lain seperti Kalibiru atau Pule Payung. Maklum karena kita kan swadaya,” katanya.

Dari sisi tenaga pengelola, Bukit Cendana juga hanya ditangani oleh remaja desa yang tergabung dalam kelompok sadar wisata. Mereka tidak mendapatkan gaji, kecuali bagi hasil dari total pemasukan pada hari tersebut. “Jadi kalau kita jaga, tapi tidak ada pengunjung, ya kita tidak dapat hasil. Beda dengan lokasi wisata lain yang dikelola swasta. Mereka digaji per bulan,” ujarnya.

Diharapkan, pemerintah desa dapat membantu pengembangan lokasi wisata Bukit Cendana dengan membangun akses jalan yang lebih baik. Keberadaan lokasi wisata baru tersebut terbukti mampu mendorong perekonomian warga desa sekitar.

“Sebenarnya banyak manfaat yang didapat. Selain dapat menumbuhkan ekonomi warga, adanya wisata Bukit Cendana ini juga bisa memberi pemasukan bagi kas desa. Karena itu kita akan terus berupanya mengembangkan,” ujarnya.

Lihat juga...