Film Jaran Goyang, Kontrol Cinta dan Kendali Diri

Editor: Satmoko Budi Santoso

Adegan Film Jaran Goyang (Foto Istimewa Dok PH Intercept Filmcraft)

JAKARTA – Siapa pun pasti tertarik pada perempuan cantik. Bahkan ada di antaranya kebelet cinta sekali, tapi sayangnya ia mendapat perlakukan yang tidak mengenakan dari perempuan cantik itu. Yaitu menyiram kopi panas sambil memperlihatkan diri terlihat benci sekali.

Lelaki itu tentu tersinggung dan kemudian melakukan jalan pintas dengan ajian jaran goyang agar perempuan itu berbalik dari benci sekali menjadi cinta sekali, bahkan tergila-gila. Demikian yang mengemuka dari film ‘Jaran Goyang’.

Kisahnya tentang Dirga (Ajun Perwira), seorang tukang kebun, yang jatuh cinta kepada Elena (Cut Meyriska), pedangdut populer. Dirga begitu sangat terpesona pada kecantikan Elena.

Setiap saat, ia memperhatikan terus pada diri Elena sampai pekerjaan terbengkalai. Hingga ia mendapat teguran dari Bi Supi (Fera Ayu), pembantu di rumah mewah nan megah itu.

Bi Supi mengingatkan Dirga untuk tidak berkhayal macam-macam, apalagi sampai kebelet cinta banget. Tapi Dirga punya alasan tersendiri kenapa dirinya sampai kebelet cinta banget.

Sebagai seorang lelaki normal, Dirga tentu merasa wajar kalau dirinya tertarik pada perempuan secantik Elena. Melihat kenekatan Dirga begitu, Bi Supi hanya bisa geleng-geleng kepala saja.

Karena saking kebelet cinta banget, Dirga suatu hari memberanikan diri masuk ke kamar Elena dengan alasan ingin memberikan kopi kesukaan Elena. Tapi Elena tentu saja kaget begitu melihat Dirga masuk ke kamarnya.

Elena menerima kopi yang diberikan Dirga, tapi bukannya kopi itu diminum, melainkan kopi itu disiramkan ke wajah Dirga. Tentu saja Dirga teriak-teriak kepanasan.

Ibu Elena (Intan RJ) melihat Elena berbuat seperti itu tentu saja marah dan menasihati Elena yang memang tidak sepatutnya berbuat begitu pada Dirga, yang bukan saja melukai badannya, tapi bisa melukai hatinya. Benar juga, Dirga begitu sangat sakit hati, bahkan Dirga merasa harga dirinya terinjak-injak.

Cinta Dirga tentu ditolak oleh Elena yang sudah memiliki pacar, Robert (Cris de Lima). Kecewa dengan keputusan Elena, Dirga yang sudah kalap dan gelap mata membunuh Robert.

Saat Robert datang ke rumah Elena, Dirga dengan kebencian yang sudah sangat memuncak langsung memukul punggung Robert hingga Robert langsung tersungkur. Dirga menyeret tubuh Robert dan kemudian mengubur Robert di belakang rumah Elena.

Elena tidak tahu kalau Dirga begitu tega sampai membunuh Robert. Karena itu Elena tetap menantikan kedatangan Robert, sampai menelepon Robert berkali-kali tapi tidak diangkat panggilan teleponnya.

Tania (Laura Theux), adik Elena yang sekaligus bertindak sebagai manajer, menasihati Elena untuk tidak memikirkan Robert terus karena masih banyak pesanan Elena untuk manggung dimana-mana. Tania menasihati Elena bahwa lelaki bukan hanya Robert saja karena masih banyak lelaki yang suka pada Elena.

Dirga karena sudah tak tahan berada di rumah Elena buru-buru pulang kampung dan meminta ilmu hitam Jaran Goyang kepada bibinya, Bu Srintil (Nova Eliza). Awalnya Bu Srintil tidak memberikan ajian Jaran Goyang karena dampak dan akibatnya sangat fatal kalau disalahgunakan. Sebagaimana yang menimpa pada suaminya meninggal karena menyalahgunakan ajian Jaran Goyang.

Dirga bersikeras untuk bisa memiliki ajian Jaran Goyang karena ia merasa harga dirinya sudah diinjak-injak dan ia memang kebelet cinta banget pada Elena. Dirga sampai nyaris berbuat nekat bunuh diri dengan memotong urat nadi dengan keris.

Akhirnya Bu Srintil membimbing Dirga untuk mendapatkan ajian Jaran Goyang dengan berbagai sarat yang begitu sangat berat dan Dirga menyanggupi.

Usaha Dirga tak sia-sia. Begitu memiliki ajian Jaran Goyang Elena langsung berbalik dari benci menjadi cinta sekali pada dirinya. Cinta Elena pada Dirga yang begitu sangat tiba-tiba dan tergila-gila, membuat Ibu Elena kaget dan curiga. Dirga menggunakan sesuatu yang membuat Elena tergila-gila sampai terlihat berpelukan di rumah Elena.

Melihat Elena memeluk Dirga, ibu Elena langsung mengusir Dirga karena baginya itu sudah keterlaluan. Bagaimana mungkin Dirga yang hanya sebagai tukang kebun menjalin cinta dengan Elena, anaknya. Serta-merta Bu Elena mengusir Dirga dari rumahnya dan mengingatkan untuk tidak datang lagi ke rumahnya.

Elena yang sudah dalam pengaruh ajian Jaran Goyang dari Dirga tampak tak peduli dengan ibunya yang benci pada Dirga. Elena menyerahkan segala-galanya pada Dirga, bukan saja rumah atau mobil mewah, tapi juga dirinya seutuhnya sampai ia hamil.

Elena menceritakan kegembiraan pada Dirga bahwa dirinya hamil, tapi Dirga bukannya gembira tapi malah tidak suka karena Dirga masih ingin sesuatu yang lebih pada diri Elena untuk diperas terus.

Sukses dengan Elena, Dirga juga berusaha mendapatkan cinta adik Elena yakni Tania. Tampaknya Dirga ingin lebih melampiaskan nafsu syahwatnya. Ajian Jaran Goyang memang manjur hingga Tania juga tergila-gila pada Dirga.

Terjadi pertengkaran antara Elena dan Tania hingga Elena tewas di tangan Dirga. Kematian Elena membuat Ibu Elena terguncang apalagi melihat Tania yang selalu menangis memperlihatkan tergila-gila pada Dirga. Semua itu karena Dirga menyalahgunakan ajian Jaran Goyang yang tak cukup untuk mendapatkan Elena, tapi juga Tania.

Film ini cukup memperlihatkan keampuhan ajian Jaran Goyang yang membuat orang cinta sampai tergila-gila. Sebuah ajian yang tampak terlihat aneh dan di luar nalar dalam kehidupan zaman sekarang yang lebih berpikiran pada logika.

Findo Purwono HW, sutradara film ini, cukup berhasil memvisualkan keampuhan Jaran Goyang dengan segala nuansa mistiknya. Hanya saja Findo terlalu jatuh pada nuansa mistis. Tampak masih belum total menggali kedalaman ajian Jaran Goyang.

Penulisan skenario yang digarap Wahyu S Nugroho sebenarnya sudah cukup bagus dalam mengangkat khazanah ajian Jaran Goyang yang tak bisa dipungkiri memang ada dan tumbuh membudaya dalam masyarakat.

Akting Ajun Perwira kian matang. Ajun mampu masuk ke dalam karakter Dirga dengan sangat baik. Pengalamannya yang sudah banyak membintangi film membuatnya bisa tampil prima.

Sedangkan, akting Cut Meyriska bisa dibilang masih kurang meyakinkan sebagai penyanyi dangdut populer. Tampak Meyriska masih menjaga jarak dengan karakter Elena yang dilakoninya dan memang belum sepenuhnya melebur dalam diri Elena.

Adegan Meyriska yang nyanyi dan joget bareng dengan Trio Macan tampak sekedar tempelan. Mestinya  Meyriska belajar banyak pada Trio Macan bagaimana menjadi penyanyi dangdut yang pangsa pasarnya memang masyarakat menengah ke bawah.

Mestinya juga Meyriska melepaskan diri Meyriska yang lebih dikenal sebagai pemain sinetron striping, untuk masuk sepenuhnya pada karakter Elena dalam keriuhan dunia dangdut.

Trio Macan meski tampil dengan porsi adegan kecil, tapi mencuri perhatian penonton. Trio Macan memang memerankan dirinya sendiri, tapi tetap tampak terlihat totalitasnya.

Trio Macan dalam film ini seperti mengingatkan kita akan keberadaan penyanyi dangdut, yang di mata sebagian orang dianggap norak, tapi memperlihatkan budaya sebagian besar masyarakat kita yang memang lebih suka ingar-bingar.

Film ini, meski horor, tapi menyiratkan pesan moral untuk berlaku tidak semena-mena terkait apa yang dilakukan Elena. Bahwa ngono ya ngono, nanging ojo ngono (begitu ya begitu, tapi jangan begitu banget).

Kita harus bertindak wajar sesuai dengan porsinya. Juga pesan moral untuk tidak serakah, sebagaimana yang diperlihatkan Dirga yang sudah mendapatkan Elena. Sudah dapat Elena, kemudian menginginkan Tania, adiknya.

Semestinya juga kita tidak terlalu mengumbar hawa nafsu. Kendali diri itu lebih baik. Dalam hidup kita memang harus selalu eling (kontrol) dan waspada.

Lihat juga...