Keluarga Berencana tak Sebatas Alat Kontrasepsi
PONTIANAK – Program Keluarga Berencana sebagai upaya mengatur angka kelahiran penduduk dan membentuk keluarga yang terencana serta sejahtera, bukan sekedar pemakaian alat kontrasepsi.
“Mengubah pemahaman seseorang terkait program KB itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena pemahaman itu adalah kemampuan seseorang untuk memahami suatu informasi. Di mana program KB itu tidak semata-mata alat kontrasepsi saja,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Kusmana di Pontianak, Sabtu.
Ia mengakui hingga saat ini di Kalbar masih ada orang yang hanya memahami program KB itu sebatas pemasangan alat kontrasepsi, padahal BKKBN melalui program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) itu ada tiga aspek, yaitu pengendalian kualitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk yang di dalamnya diukur dengan peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
“Hal itu dapat ditelusuri dari berbagai indikator yang merupakan pencerminan delapan fungsi keluarga, yakni fungsi agama, sosial kebudayaan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi serta fungsi pembinaan lingkungan,” kata Kusmana.
Dari penggunaan alat kontrasepsi itu berguna untuk menjarangkan kelahiran dimana muaranya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Bila kesehatan ibu ini tidak diperhatikan, maka angka kematian ibu melahirkan akan meningkat. Dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup keluarga itu sendiri.
“Jadi bukan semata-mata untuk mencegah orang memiliki anak banyak, tapi lebih kepada merencanakan kehidupan keluarga, salah satunya merencanakan kelahiran yang sejahtera, aman dan sehat bagi ibu dan anak,” katanya.