Lebaran, Wisata Bahari di Lamsel jadi Favorit

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG — Lebaran hari keempat, sejumlah objek wisata bahari di Lampung Selatan, terlihat masih ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
Sejumlah destinasi wisata bahari yang menjadi alternatif untuk menikmati liburan lebaran, di antaranya Pantai Minangrua, Pantai Kahai, Pesisir Kunjir, dan sejumlah pesisir pantai lainnya, seperti Pantai Belebug yang bersebelahan dengan Pantai Karang Indah, di Desa Totoharjo, Kecamatan Bakauheni.
Kunjungan wisatawan ke objek wisata bahari Pantai Belebuk, mengalami kenaikan signifikan sejak dua hari lebaran.
Kepala Desa Totoharjo, Imam Bukhori, mengatakan, terhitung sejak hari kedua lebaran pada Sabtu (16/6) hingga Senin (18/6), jumlah kunjungan wisatawan berkisar 800 hingga 1.000 orang per hari, bahkan mencapai 2.000 orang pada Minggu (17/6).
Imam Bukhori, Kepala Desa Totoharjo, Bakauheni, Lampung Selatan. [Foto: Henk Widi]
Lokasi objek wisata strategis tak jauh dari jalan utama Jalan Lintas Sumatera, Pelabuhan Bakauheni, kata Imam Bukhori, menjadi pilihan bagi warga untuk berwisata. Akses jalan aspal dan jalan rigid beton menjadi salah satu penyebab pengunjung terus meningkat saat hari libur hingga hari libur nasional. Sementara pada hari normal, kunjungan wisatawan hanya berkisar 100 hingga maksimal 300 orang per hari, dengan tiket masuk Rp5.000 per orang.
“Pengelolaan pantai terus dikembangkan dengan penambahan fasilitas memadai untuk pengunjung, sekaligus pemberdayaan masyarakat untuk berjualan keperluan wisatawan,” terang Imam Bukhori, Senin (18/6/2018).
Menurutnya, beberapa fasilitas yang tersedia di Pantai Belebuk, yakni lokasi parkir yang berkapasitas ratusan unit kendaraan, perahu kano, ban, perahu, rumah balon, hammock, tenda dome serta beberapa fasilitas lain.
Sebagian fasilitas tersebut disewakan dengan harga Rp20.000 per jam, di antaranya ban dan kano.
Pengelolaan Pantai Belebuk, kata Imam Bukhori, dalam dua tahun terakhir dilakukan oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Ragom Helau yang merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Barokah.
Beberapa fasilitas yang disediakan termasuk penyediaan sarana dan prasarana bersumber dari Dana Desa (DD), yang dipergunakan untuk pembangunan lokasi berjualan warga dan area parkir.
Sebagai destinasi wisata yang murni dikelola oleh desa tanpa melibatkan investor luar, Imam Bukhori menyebut mengutamakan pemberdayaan warga desa setempat.
“Kita maksimalkan potensi sumber daya para remaja untuk mengelola tiket dan parkir, kaum wanita untuk berjualan dan petani untuk menyediakan buah kelapa muda,” beber Imam Bukhori.
Pemberdayaan bagi warga Desa Totoharjo dengan keberadaan objek wisata Pantai Belebuk menjadi sumber ekonomi, diakui juga oleh Poniem, warga desa setempat.
Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu, mulai membuka warung makanan dan minuman ringan. Selain itu, juga hidangan kuliner segar berupa es kelapa muda, bakso, dan ikan bakar.
Poniem menyebut, pada hari libur akhir pekan, ia hanya mendapatkan omzet Rp50 ribu, maksimal Rp100 ribu per hari. Namun, pada hari libur panjang sekolah dan lebaran, ia mengaku dapat memperoleh omzet sekitar Rp400 ribu hingga Rp500 ribu per hari. Omzet tersebut diakuinya cukup lumayan, dibandingkan hanya bertani dan mengandalkan hasil kebun.
“Libur tahun ini cukup panjang, harapannya wisatawan yang berkunjung semakin banyak menjelang sore,”terang Poniem.
Menurutnya, kunjungan wisatawan ke Pantai Belebuk biasanya semakin meningkat menjelang sore. Pasalnya, sejumlah wisatawan didominasi oleh wisatawan lokal dan luar daerah, terus berdatangan. Pantai Belebuk yang berpasir putih dengan ombak yang landai, menjadi pilihan bagi wisatawan mengunjungi. Pilihan bermain di pantai, lokasi Pulau Sekepol, Pulau Mengkudu menjadi daya tarik bagi wisatawan dengan cukup membayar sewa perahu sebesar Rp15 ribu perorang.
Lihat juga...