Pemimpin ILO: Tindakan Terhadap Polusi Plastik Diperlukan Sekarang

JENEWA, SWISS — Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO) Guy Ryder dalam satu wawancara pada Senin (4/6) mengatakan ILO bergabung dengan masyarakat internasional untuk menjadikan sorotan tahun ini perang melawan polusi plastik.

Pernyataan itu dikeluarkan cuma sehari sebelum Hari Lingkungan Hidup Dunia.

“Lebih dari 32 persen kemasan plastik lolos dari sistem pengumpulan. Kebanyakannya berakhir di tempat pembuangan sampah, penimbunan atau berada di lingkungan hidup, di kota besar, di samudra atau lahan pertanian,” kata Ryder, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau di Jakarta, Rabu siang.

Ia mengatakan penggunaan plastik, meskipun memberi manfaat besar, plastik memiliki banyak keburukan.

“Jika kita tak bertindak sekarang, akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di samudra sampai 2050, demikian World Economic Forum dan Ellen MacArthur Foundation,” kata pemimpin ILO tersebut.

Menurut Ryder, tantangannya ialah mengubah ekonomi “limbah-plastik-yang-digunakan” menjadi ekonomi sirkuler, dengan landasan daur-ulang.

“Kita juga perlu mengurangi konsumsi kita atas plastik sekali-pakai,” katanya.

Kerusakan lingkungan hidup dapat dikurangi dengan diperpanjangnya penggunaan produk plastik selama mungkin, dan pada saat yang sama daur-ulang penggunaan kembali dan pemulihan plastik dilakukan dengan langkah yang jauh lebih tinggi.

Itu bukan hanya akan mengurangi kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh polusi plastik tapi juga akan membuka lapangan kerja baru, kata Ketua ILO tersebut.

Laporan “World Employment and Social Outlook ILO: Greening with Jobs 2018” menyatakan bahwa sebanyak lima persen kenaikan tahunan dalam langkah daur-ulang bagi plastik, kaca, bubur kayu, logam, dan mineral dapat menghasilkan tak kurang dari enam juta lapangan kerja di seluruh dunia.

Lihat juga...