Emil: Ekonomi Syariah Bendung Potensi Krisis Global

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Ekonom Emil Salim mengatakan, penerapan ekonomi syariah penting untuk mengurangi potensi krisis ekonomi, dan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia membangun masyarakat gotong royong.

Apalagi bangsa Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim memiliki peranan untuk mengembangkan ekonomi syariah hingga menjadi pemain penting dalam ekonomi syariah global.

“Prinsip ekonomi syariah bukan teori. Dia telah diterapkan di Hongkong, Swedia, dan Singapura dengan pemegang pada lima prinsip pokok,” kata Emil pada High Level Discussion: Indonesia Pusat Ekonomi Islam Dunia di Gedung BAPPENAS, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Adapun lima prinsip pokok tersebut jelas dia, pertama tidak memungut bunga, kedua transaksi harus disertai underlying asset sehingga bernapaskan kemitraan. Ketiga adalah pola bagi profit sharing, dan keempat yaitu pola bagi risiko. Terakhir yakni tidak memberi ruang bagi spekulasi.

“Inilah esensi dari keuangan Islam. Dalam keuangan global bisa dibendung dengan mengembangkan peranan keuangan Islam atau syariah. Indonesia telah berusaha tetapi masih banyak yang belum berhasil sehingga perlu ditingkatkan,” ungkapnya.

Mantan Menteri Lingkungan Hidup ini mengatakan, dunia menghadapi keterpurukan ekonomi karena perkembangan sektor keuangan menjadi pendorong instabilitas ekonomi global menjadi alat spekulasi.

Sejak tahun 2008, ekonomi global mengalami tekanan dimana suku bunga sangat rendah dan menekan dolar keluar dari Amerika Serikat (AS) yang berdampak ke negara berkembang termasuk Indonesia.

Ciri dari keuangan global itu menurutnya, adalah informasi asimetris. Yakni orang yang mengelola keuangan mempunyai informasi yang lebih dibandingkan dengan nasabah. Sehingga masyarakat yang memanfaatkan uang tidak tahu sepenuhnya risiko yang tersimpan didalam keuangan itu.

Lihat juga...