Erdogan Dilantik Menjadi Presiden Pertama Sistem Presidensial Turki
ISTAMBUL — Presiden Recep Tayyip Erdogan tiba di Majelis Nasional Agung Turki untuk dilantik menjadi presiden pertama negara itu di bawah sistem baru presidensial.
Erdogan akan mengambil sumpah kepresidenan di Parlemen dan masuk ke dalam gugus kepresidenan Bestepe di Ankara untuk melayani bangsa itu lima tahun ke depan.
Sumpah itu juga akan memulai sistem baru presidensial, peralihan dari sistem parlementer, yang disetujui dalam referendum mengenai amandemen konstitusi pada 16 April tahun lalu. Erdogan akan menjadi kepala negara dan pemerintahan, dengan menghapus jabatan perdana menteri.
Setelah upacara pengambilan sumpah, Erdogan akan mengunjungi Anitkabir, makam pendiri Turki Mustafa Kemal Atatrk. Pria terbiasa menang dalam setiap pemilihan sejak mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) pada 2001 itu juga mengklaim kemenangan dalam pemilihan umum pada 24 Juni dengan 52,59 persen, melebihi pesaing terdekatnya, calon oposisi utama Partai Republik Rakyat (CHP) Muharrem Ince, dengan lebih dari 20 poin persentase.
Upacara penting dalam sejarah politik Turki diperkirakan dihadiri oleh 22 presiden, 17 perdana menteri dan pejabat negara tingkat tinggi lainnya dari negara-negara yang diundang, di samping banyak tokoh penting dari dunia bisnis, seni dan olahraga.
Presiden Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Georgia, Guinea, Kazakstan, Kirgiztan, Makedonia, Pakistan, Somalia, Ukraina, Venezuela dan Zambia termasuk di antara yang diperkirakan hadir. Keluarga prajurit gugur dan veteran juga diperkirakan menghadiri upacara itu, yang mengundang 3.000 orang. (Ant)