Film Kafir, Putri Ayudya Ingin Perannya Dikenang
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Saya tidak mau menonton film Kafir yang terdahulu yang dibuat pada tahun 2002 karena aku tidak mau jadinya dimirip-miripin. Aku tidak ingin melakukan sesuatu yang sudah jadi ciri khas milik orang lain,” papar artis yang menjadi duta Taruna Siaga Bencana (Tagana) di bawah arahan Kemensos.
Tapi Putri mengharuskan dirinya untuk mencari referensi film-film horor karena ini film horor pertama kali yang diperankannya.
“Karena saya pernah main film genre horor jadi aku memang harus banyak belajar perihal teknis mengenai ekspresi tertentu kalau sedang takut,” tuturnya.
Menjalin chemistry dengan aktor senior, seniman dan budayawan kondang Sujiwo Tedjo, Putri merasakan sangat menyenangkan.
“Akting sama Mas Jiwo seperti di taman bermain, akting memang begitu sangat mengasyikan, aku memang cinta banget dengan akting, menyaksikan seniman berkarya sungguh bukan main jadi saya kebawa mengikutinya aktingnya,“ urainya.
Menurut Putri, Sujiwo Tedjo tipe orang yang bukannya spot light hanya untuk dirinya saja, tapi membagi dengan seimbang dan main bareng dengan menyenangkan.
“Aku tetap menjadi karakterku dan Mas Jiwo tetap menjadi karakternya, aku harus memberikan sebagian yang Mas Jiwo berikan sama aku juga,“ ucapnya penuh percaya diri.
Ia mengaku tipe pemain yang kalau sudah masuk ke karakter tidak mau keluar masuk ke karaktrer lainnya.
“Saya konsen pada karakter Bu Sri sepanjang 36 hari menjalani syuting film ini,” ujarnya.
Main film horor, Putri mendisplinkan diri untuk sebanyak mungkin mendengar pendapat orang-orang yang ada di sekelilingnya, mulai dari antarpemain, sutradara, maupun kru film.
“Aku harus minta pendapat pada mereka kalau aku tampil seperti ini sudah pas sesuai dengan karakter yang saya mainkan. Apa belum karena aku memang benar-benar bisa berakting dengan sebaik mungkin,” paparnya.