Korban Kapal Tenggelam Selayar Sempat Menelepon Keluarga

Ilustrasi kapal tenggelam - Foto: Dok. CDN

MAKASSAR — Korban meninggal KMP Lestari Maju, Patta Daeng (65) sempat menghubungi anaknya melalui telepon genggam saat detik-detik kapal naas tersebut kandas hingga terbalik miring di atas karam Perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Bapak (Patta Daeng) sempat menelpon beberapa kali sebelum kapal tenggelam. Tapi waktu itu saya masih di kantor belum sempat angkat, nanti beberapa saat saya telpon balik ternyata kena musibah,” ujar anak kedua korban itu, Nurul Fajrin, di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (4/7/2018).

Ia menceritakan saat itu menerima telepon pada Selasa (3/6) pukul 13.33 Wita saat kedua orang tuanya beserta kerabatnya tengah berjuang menyelamatkan diri di feri naas yang kandas di pantai Pulau Pa’badilan, Kabupaten Kepulaun Selayar.

KMP Lestari Maju itu sengaja dikandaskan di pulau kecil di tengah perairan Kepulauan Selayar oleh narkoda karena diduga terjadi kebocoran pada lambung bagian kiri kapal itu, Nurul Fajrin saat itu meminta orangtuanya agar tetap tenang, meskipun gelombang laut kala itu cukup besar disertai angin kencang hingga air laut terus masuk ke lambung kapal.

Akibat mengalami kebocoran dan ombak besar sampai kapal oleng hingga secara perlahan kemudian tidak seimbang lalu terbalik. Bahkan, kata Fajrin, di waktu menengangkan itu, korban bersama istrinya, Daeng Tallara (60), sedang memeluk tiang kapal itu.

“Bapak sama ibu sempat memeluk tiang kapal untuk bertahan hidup sebelum kapal terbalik siang hari itu. Orang tua saya juga tidak sempat dapat pelampung. Saya sempat bilang bertahan saja di situ sebentar lagi datang bantuan. Saya terus memberi semangat, tapi dia bilang doakan saja nak selamat,” ucapnya.

Lihat juga...