Korban Kapal Tenggelam Selayar Sempat Menelepon Keluarga
“Anakku sempat peluk kakeknya meminta jangan pulang dulu ke Selayar karena suasana hari itu keluarga kami baru selesai acara pengantin di rumah. Awalnya saya heran tapi anggap biasa, ternyata itu tanda-tandanya,” ucap Fajrin terharu.
Saat ditanyakan apakah kedua orang tuanya beserta kerabat telah terdaftar manifest sebagai penumpang resmi, Fajrin tidak mengetahui secara pasti, kecuali mengatakan mereka menumpangi mobil biro jasa atau travel yang melayani penumpang ke Selayar.
Awalnya Fajrin masih yakin kedua orang tuanya bisa selamat, namun beberapa jam kemudian setelah kejadian, bapaknya ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kondisi beberapa luka di wajahnya, yang diduga terbentur benda keras, bersama ibunya yang juga telah meninggal.
“Makanya saya berangkat hari ini (Rabu) ke Selayar, sebab tidak bisa diwakili orang lain, kecuali anaknya untuk mengambil jenazah mereka di rumah sakit di sana. Tidak ada jalur laut dibuka maka saya menempuh jalur udara untuk memastikan serta mengambil jenazahnya,” tambah Fajrin yang terlihat sedih.
Salah seorang keluarga korban lainnya juga menceritakan kerabatnya, korban Demma Ganrang (51), bahwa sebelum meninggal, ia sempat menolong dan menyelamat lima orang dari kapal tenggelam itu.
“Dia berhasil menolong lima orang, tapi sayang setelah menyelamatkan orang, dirinya malah meninggal karena diduga kelelahan dan tidak sanggup menahan gempuran ombak,” ujarnya mengutip keterangan dari para korban selamat tersebut.
Beberapa korban selamat juga menceritakan kejadian itu, bahkan para korban menelpon keluarganya, malah ada yang mendokumentasikan melalui foto dan video kejadian tersebut hingga menjadi viral dan diketahui khalayak setelah beberapa jam peristiwa itu berlangsung.