Perempuan Sudan Selatan Berdemonstrasi Tuntut Pemimpin Akhiri Konflik
SUDAN SELATAN – Perempuan Sudan Selatan pada Jumat (13/7) melancarkan demonstrasi damai sambil meneriakkan slogan yang menuntut semua pihak yang berperang agar mengakhiri lebih dari empat tahun konflik.
Betty Sunday, seorang perempuan pemimpin, mengatakan kepada di Juba bahwa perempuan melalui kerja sama dengan kelompok masyarakat sipil mendesak Presiden Salva Kiir, pemimpin pemberontak Riek Machar dan pihak lain dalam proses perdamaian yang berlangsung di Sudan dan Uganda agar mewujudkan penyelesaian yang langgeng yang akan mengakhiri penderitaan rakyat di negeri tersebut.
“Kami menyeru semua pihak yang berperang agar mendengarkan suara perempuan, anak-anak dan orang tua yang terus memikul beban konflik dan menandatangani perdamaian,” kata Betty Sunday.
Wanita itu menyeru Kiir dan Macahr agar merait kesempatan baik tersebut yang disediakan dalam penengahan pimpinan Lembaga Antar-Pemerintah mengenai Pembangunan (IGAD) untuk mengakhiri konflik, yang memporak-porandakan negeri itu.
“Saya mendesak para pemimpin kami agar berkompromi dalam kepentingan politik mereka dan menandatangani kesepakatan perdamaian bulan ini guna mewujudkan perdamaian yang langgeng bagi negeri ini,” kata wanita tersebut.
Mary Justo Tombe, petugas penerangan di Forum Perempuan Bulanan, mengatakan kepada Sabtu pagi– perempuan, anak-anak dan orang tua dan orang cacat tak bisa menerima untuk terus menanggung beban dan akibat dari konflik.
“Kami menuntut semua pihak dalam konflik agar memiliki keinginan politik dan sepenuhnya melaksanakan kesepakatan gencatan senjata sebagai cara memulihkan perdamaian yang langgeng di negeir ini,” kata Tombe.