Honor Guru PAUD dan SD di Flotim, Sudah UMR

Editor: Koko Triarko

LARANTUKA – Untuk meningkatkan kesejahteraan para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD), Pemerintah Kabupaten Flores Timur telah mulai menaikkan honor guru yang selama ini dibiayai dari komite menjadi honor daerah, sesuai Upah Minimum Regional (UMR).
“Melalui Peraturan Bupati (Perbup) terkait penetapan honor guru TK atau PAUD dan SD, setara dengan UMR, perlahan sudah mulai diperhatikan dan dijalankan, sehingga kesejahteraan guru mulai meningkat,” ungkap Beato Wuran, Kepala Bidang PAUD Dikmas, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Flotim, Minggu (5/8/2018).
Saat seminar pendidikan di Desa Raiangduli yang diadakan Ikatan Mahasiswa Witihama (IMW) Kupang tersebut, Beato menjelaskan, pada pendidikan formal, dinas PKO Flotim berusaha untuk secara perlahan memenuhi fasilitas pendukung pembelajaran di sekolah-sekolah untuk menunjang mutu pendidikan.
Beato Wuran, Kepala Bidang PAUD Dikmas, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Flotim. -Foto: Ebed de Rosary
“Tentunya selain kesejahteraan guru, fasilitas pendidikan juga perlu diperbaiki, sehingga setiap tahun selalu dialokasikan, sehingga diharapkan mutu pendidikan di Flotim bisa terus meningkat,” harapnya.
Ketua Agupena Flores Timur, Maksimus Masan Kian, menyampaikan pentingnya menghidupkan gerakan literasi di sekolah dan juga di lingkungan masyarakat, sehingga hal ini perlu untuk terus digelorakan, agar bisa meningkatkan kualitas pengetahuan anak.
“Kita tidak bosan-bosan bicara dan berdiskusi tentang gerakan literasi, sebab jika serius menggiatkan gerakan ini, sudah pasti karakter, kreativitas dan inovasi anak terbentuk,” sebutnya.
Guru di sekolah, orang tua dan masyarakat di lingkungan, tegas Maksi, sapaannya, menjadi komponen yang diharapkan untuk bisa bekerja sama menciptakan iklim di sekolah dan lingkungan yang ramah anak.
“Sekolah, rumah dan lingkungan harus menjadi tempat yang nyaman untuk anak membaca dan menulis, serta mengembangkan kreasi-kreasi lainnya. Gerakan literasi, butuh kepedulian dan pengorbanan bersama,” terangnya.
Sementara itu,  Imelda Curman, salah satu peserta seminar, mengatakan, literasi memang menjadi hal yang biasa, namun bagaimana mengkreasikannya memang butuh refrensi dan wawasan serta kompetensi mendalami arti dan manfaat literasi itu sendiri.
“Gerakan literasi memang sudah sangat menggema, tapi kami juga masih mengalami kesulitan untuk mengkreasikannya menjadi sebuah gerakan yang menarik dan diminati siswa. Kami berharap, untuk terus didampingi untuk sama-sama mendampingi siswa,” kata Imelda.
Katarina Kewa Sabon Lamablawa, Pengurus IMW Kupang, selaku moderator kegiatan, mampu merangsang peserta untuk bertanya dan menyampaikan gagasannya. Suasana dialog pun berlangsung seru.
Ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan pada seminar itu, di antaranya, perlu ada perhatian kepada sekolah nonformal dan guru honor, pehatian akan bagaimana menghidupkan gerakan literasi di sekolah dan di lingkungan masyarakat dengan membangun taman baca.
Juga direkomendasikan, agar Pemda  Flotim dalam hal ini Dinas PKO Flotim, bisa memiliki sebuah majalah pendidikan yang mampu menampung karya anak-anak Flores Timur, yang selama ini sudah mendapat pendampingan menulis dari Agupena Flotim.
Lihat juga...